Lebih lanjut Menhub menjelaskan upaya peningkatan keselamatan yang sistemik tersebut dapat dilihat diantaranya dari langkah-langkah Garuda Indonesia yang akan kembali membuka rute penerbangan ke Eropa. "Sebelum ada Uni Eropa (EU) Band Garuda sebenarnya sudah berencana membuka kembali penerbangan ke Eropa, namun karena ada EU Band tersebut saya menyarankan agar bekerjasama dengan KLM" kata Menhub. Saran untuk melakukan kerjasama dengan KLM tersebut dikarenakan KLM layak untuk menjadi mitra kerjasama mengingat sejarah kerjasama yang pernah dilakukan selain KLM sendiri merupakan maskapai penerbangan yang memenuhi standar (keselamatan) dari EU. Kerjasama antar maskapai ini menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan manajemen keselamatan internal dalam maskapai penerbangan. "Sesudah itu nantinya akan ada kerjasama antara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Belanda, jadi ada (peningkatan) kemampuan pengawasan dari authority (Pemerintah) maupun pengawasan internal perusahaan" kata Menhub.
Dengan adanya rencana Garuda Indonesia untuk menambah armada pesawatnya dengan penandatanganan order yang dilakukan bersamaan dengan Singapura Airshow 2008 ini, menurut Menhub membuktikan bahwa tidaknya hanya aspek "software" saja yang dibenahi tetapi juga aspek sarana (hardware). "Jadi kita lihat nanti, Eropa (seharusnya) tidak bisa lagi mengatakan (bahwa) Garuda tidak memenuhi keselamatan" kata Menhub.
Garuda Tambah Pesawat
Disaksikan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal, Garuda Indonesia yang diwakili oleh Direktur Utamanya Emirsyah Satar melakukan penandatanganan pengadaan pesawat dengan Boeing, berupa 10 buah Boeing 777-300ER dengan nilai kurang lebih US 1 milyar. Penandatangan tersebut dilakukan Selasa 19 Februari 2008 di stand Boeing pada Singapore Airshow 2008 yang baru saja dibuka oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loon. Dengan demikian hingga saat tercatat Garuda Indonesia telah melakukan order pesawat kepada Boeing sebanyak 25 buah untuk jenis 737-800S dan 10 777-300ERs.
Menteri Perhubungan mengharapkankan dengan adanya penambahan pesawat ini selain tentunya lebih memenuhi aspek keselamatan diharapkan juga Garuda mampu meningkatkan pelayanan sehingga berdampak pada peningkatan revenue. Sementara Dirjen Perhubungan Udara Budhi M. Suyitno menambahkan bahwa penambahan pesawat oleh maskapai penerbangan nasional sebaiknya diarahkan untuk jenis pelayanan full services. "Untuk jenis low cost carrier sebenarnya sudah jenuh, tetapi untuk full service apalagi premium masih bagus" kata Budhi. Mengenai aspek pengawasan pesawat Budhi mengatakan tidak perlu khawatir karena jumlah inspektur cukup memadai. "Jumlah inspektur kita 1 : 5 (1 inspektur untuk 5 pesawat) jadi jangan khawatir, di negara lain seringkali 1 inspektur untuk pesawat yang lebih banyak, jadi kita tinggal konsisten untuk meningkatkan kualitasnya saja" kata Budhi. (Brd/SWI)