Kepala Administrator Bandara Soekarno-Hatta Herry Bakti mengatakan evaluasi itu menyusul musibah banjir yang mengakibatkan putusnya akses jalan tol Prof. Sedyatmo pada 1-3 Februari lalu.
"Evaluasi itu mencakup penentuan penanggung jawab dan pendanaan untuk menangani penumpang di bandara," katanya, kemarin.
Dia menyatakan SOP baru akan mengatur perlindungan kepada konsumen maskapai penerbangan yang telantar selama kondisi darurat di bandara akibat cuaca buruk seperti yang terjadi pada awal bulan ini.
SOP baru itu juga memastikan keselamatan dan keamananan di dalam dan luar bandara, termasuk penanggung jawab dan kompensasi yang harus diberikan kepada penumpang pesawat.
Dia mengungkapkan pihaknya telah menggelar rapat khusus untuk membentuk SOP baru dengan kepolisian, PT Angkasa Pura (AP) II, dan kalangan maskapai penerbangan pada 3 Februari.
Hasil pendataan masalah saat kondisi darurat lalu menunjukkan terdapat dua masalah pokok, yakni melancarkan arus keluar dan masuk bandara terpadat di Indonesia itu. "Terutama calon penumpang yang menuju bandara dan penumpang yang hendak keluar dari bandara."
Hasil keputusan sementara mendelegasikan koordinasi di dalam bandara kepada kepolisian bandara, AP II, dan maskapai penerbangan, sedangkan di luar bandara dilaksanakan maskapai, kepolisian, dan PT Jasa Marga (Persero).
Namun, Herry menegaskan belum ada kesepakatan final mengenai siapa yang akan mendanai kondisi darurat di bandara itu. Padahal, ungkapnya, SOP baru harus mengatur pula penanganan dan pendanaan untuk mengatasi keadaan darurat, seperti aksi terorisme.
"Berbagai ancaman keamanan yang tidak saja membuat penumpang pesawat udara cemas, tapi lebih dari itu sudah menyangkut kepentingan masyarakat umum dan negara," kata Herry.
Kerugian akibat banjir
Direktur Pengembangan Usaha AP II Tulus Pranowo menyatakan pihaknya mengalami kerugian Rp3,1 miliar akibat banjir yang memutus akses ke Soekarno-Hatta pada 1-3 Februari lalu.
Pendapatan yang hilang lebih banyak disumbangkan pendapatan dari sisi operasi Soekarno-Hatta.
Tulus memaparkan sedikitnya 669 penerbangan pada 1-3 Februari mengalami gangguan, mulai dari keterlambatan sampai pembatalan.
Dia mengatakan pihaknya juga terpaksa mengeluarkan dana operasi sebesar Rp50 juta untuk menyediakan konsumsi bagi karyawan dan penumpang yang bertahan di bandara selama banjir.
Berdasarkan data AP II, jumlah penumpang nasional selama 2007 mencapai 50 juta orang dan 60% atau sebanyak 32 juta orang datang dari Bandara Soekarno Hatta.
Padahal, bandara itu saat dibangun diproyeksikan hanya mampu menampung 18 juta orang penumpang.
Sejak 1985, jalan menuju bandara masih dua lajur. "Saat ini, jumlah penumpang sudah mencapai 32 juta dari 5,6 juta pada 1985," kata Tulus
Sumber: Bisnis Indonesia, 15 February 2008