05 Aug 2024
7857 View
JAKARTA - Kementerian Perhubungan terus berupaya merealisasikan program pembangunan infrastruktur di sektor maritim yang berkelanjutan. Salah satunya adalah pembangunan dan pengembangan pelabuhan di sejumlah lokasi strategis, yang berdekatan dengan arus terbesar lalu lintas kapal penumpang maupun kapal barang berbendera domestik maupun asing di wilayah perairan NKRI.Meskipun sudah ada 122 pelabuhan resmi baik yang dikelola pemda/BUMN/swasta, namun karena Indonesia adalah sebagai negara kepulauan – yang meliputi 17.500 ribu pulau, jumlah itu masih dirasakan kurang untuk bisa menyatukan (membangun konektivitas) seluruh kepulauan yang berpenghuni (6000 pulau) di wilayah nusantara. Penting untuk Membangkitkan Potensi Ekonomi Daerah Selain meningkatkan konektivitas, pembangunan pelabuhan akan mendorong pererkonomian daerah yang memiliki sumber daya alam (SDA) potensial, sebagai lokasi bersandar kapal-kapal domestik/asing untuk melakukan kagiatan bongkar muat penumpang dan barang, sehingga ikut melancarkan distribusi barang dan mobilitas penduduk daerah dari/ke wilayah lain yang lebih maju.Karena itu, Kementerian Perhubungan memasukkan dalam RPJM 2020 – 2024, pembangunan 14 (empat belas) pelabuhan besar/kategori Proyek Strategi Nasional (PSN), di antara 35 PSN di sektor transportasi, yang pada semester awal 2024 tercatat sebanyak 11 (sebelas) pelabuhan kategori PSN sudah selesai pengerjaannya, dari 25 PSN di bidang infrastruktur transportasi yang telah terealisasi. Masih terdapat 10 PSN yang masih dalam proses penyelesaiaan - dua di antaranya adalah PSN pembangunan pelabuhan besar lain.Kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan PSN infrsatruktur transportasi, pada awal semester kedua 2024, mendapatkan apresiasi dari Kemenko Bidang Perekomian, bersama 25 instansi/lembaga lain, dalam sebuah acara Penyampaian Hasil Capaian PSN di Jakarta. “Alhamdulillah, sebanyak 25 dari 233 PSN yang dicanangkan berada pada sektor transportasi, pembangunannya telah diselesaikan oleh Kementerian Perhubungan,” ucap Menhub Budi Karya Sumadi, pertengahan Juli lalu.Adapun di antaranya adalah 11 PSN pelabuhan, yang telah direalisasikan pembangunannya meliputi Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Terminal Kijing, Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Sanur, Pelabuhan KEK Maloy, Pelabuhan Teluk Palu, Makassar New Port, Pelabuhan Likupang, Pelabuhan Hub Internasional Bitung, Pelabuhan Kupang, serta Terminal Multipurpose Labuan Bajo. Berikutnya ada 2 proyek PSN sektor pelabuhan yang masih dalam proses pengerjaan, yakni Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Sorong, yang diperkirakan akan selesai sebelum akhir 2024. Selanjutnya PSN pelabuhan yang diprediksi baru selesai di atas 2024, meliputi Pelabuhan Terminal Peti Kemas Muaro Jambi dan Pelabuhan New Palembang.Keterlambatan pembangunan PSN pelabuhan dan juga infrastruktur transportasi lain, menurut Menhub, terjadi karena keterbatasan alokasi anggaran Pemerintah yang membuat pembangunan infrastruktur transportasi terhambat/terkendala dalam proses pembangunan dan pengembangannya. Oleh karena itu, Pemerintah melalui Kemenhub membuka diri dan mengundang pihak swasta untuk berkolaborasi mengembangkan dan mengelola infrastruktur transportasi di semua bidang darat, laut, udara serta perkeretaapian, termasuk salah satunya PSN pelabuhan. Pelabuhan Patimban misalnya, kata Menhub, ada rencana akan dikembangkan tidak sekedar pelabuhan dari segi untuk kebutuhan transportasi laut, tetapi dapat juga juga dikembangkan area bisnisnya sebagai outlet bisnis bagi pelaku usaha khususnya di wilayah Jawa barat. Kontribusi dan Kolaborasi Swasta Dinanti Menhub, saat melakukan Sosialisasi Kegiatan Usaha di Pelabuhan Patimban, akhir Juli lalu mengatakan keberhasilan kebijakan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia tidak akan dapat dicapai tanpa adanya peran, kontribusi, dukungan serta kolaborasi dari pihak ketiga (swasta nasional maupun asing). Peran dan kontribusi tersebut meliputi peran para pelaku ekonomi, bisnis, dan produsen sektor pelabuhan.Keberadaan dari Pelabuhan Patimban, lanjutnya, memiliki prospek peluang bisnis yang potensial di pelabuhan serta kawasan khususnya Jawa Barat dan sekitarnya. Dengan berkembangnya Pelabuhan Patimban, pelayanan transportasi laut dan logistik dapat lebih mudah dan lebih efisien, serta ikut meningkatkan perekonomian di Kawasan Jawa Barat dan Nasional.Menhub mengungkapkan, kementeriannya bersama dengan PT Pelabuhan Patimban Internasional (PPI) dan PT Patimban International Car Terminal (PICT) akan terus mengembangkan Pelabuhan Patimban di masa-masa mendatang.Bertahap untuk Masa Depan Pelabuhan Patimban dibangun dan dikembangkan dalam beberapa tahap, yakni tahap I-1 (tahun 2018-2021), tahap I-2 (tahun 2022-2025) dan akan dilanjutkan pada tahap II dan tahap III. Pemerintah juga membangun ekosistem Pelabuhan Patimban dengan mengembangkan back up area untuk mendukung kelancaran kegiatan kepelabuhanan. Back up area itu juga ditawarkan pada investor untuk mempercepat pembangunan back up area. Untuk keperluan back up area, Kemenhub telah membebaskan tanah seluas 350 hektar (ha). Selain untuk menunjang kegiatan utama pelabuhan dan kegiatan bongkar muat, Menhub menjelaskan, area tersebut juga dapat digunakan untuk pengembangan kawasan industri baru yang dapat mengefisienkan biaya logistik.Pelabuhan Patimban saat ini sudah memiliki berbagai fasilitas operasional, diantaranya automation gate di terminal internasional, receiving area di terminal domestik dan internasional dan fasilitas lengkap pada area inspeksi. Kemudian, preyard, storage yard, CCTV keamanan pada 20 titik, hingga lampu penerangan pada area storage dan dermaga. Pelabuhan ini juga dilengkapi dengan CIQP (Customs Immigration Quarantine Procedure) untuk mendukung kegiatan ekspor dan impor.Pelabuhan Patimban Makin Ramai Pelayanan kapal di pelabuhan ini dilakukan secara online melalui Inaportnet. Pelabuhan Patimban yang telah selesai dibangun pada tahap I-1 saat ini telah dioperasikan sejak tahun 2020 melalui operasional sementara dan pada tahun 2021 dioperasikan secara penuh pengelolaan pelabuhan/operator yaitu Badan Usaha Pelabuhan PT PPI.Pada tahun 2021, Terminal kendaraan yang berkapasitas 218 ribu Completely Build Up (CBU) per tahun telah melayani operasional dengan total muatan 31.856 CBU per tahun atau 15 persen dari kapasitas. Lalu, di tahun 2022 total muatan naik menjadi 198.064 CBU per tahun atau 91,1 persen dari kapasitas dan tahun 2023 total muatan 224.935 CBU atau 103,18 persen dari kapasitas. Pada Juni 2024, total muatan sudah mencapai 90.659 CBU atau 41,59 persen dari kapasitas.Direktur Utama PT PPI Fuad Reza menjelaskan, perkembangan bisnis di Pelabuhan Patimban begitu pesat. “Patimban meskipun masih tergolong sebagai pelabuhan baru, perkembangannya terlihat sangat signifikan,” jelasnya.Menhub berharap kemitraan Pelabuhan Patimban dengan pihak ketiga dapat berkesinambungan, sehingga ke depannya Pelabuhan Patimban dengan kawasan-kawasan industri di Subang dan sekitarnya dapat terintegrasi dan pada akhirnya akan terbentuk kawasan ekonomi terpadu Subang.“Adanya kemitraan pihak ketiga di Pelabuhan Patimban, diharapkan juga bisa terlaksana di pelabuhan PSN yang lain,” jelas Menhub. (IS/AS/RY/ME)
-
Biro Komunikasi dan Informasi Publik