04 Nov 2022
1651 View
Jakarta – Menteri Perhubungan Budi Karya
Sumadi mengatakan pembangunan Kereta Cepat Jakarta hingga Surabaya merupakan
rencana jangka panjang. Pendanaannya pun akan diupayakan melalui skema pendanaan
kreatif non APBN.“Seperti halnya pembangunan angkutan massal
lainnya seperti MRT, yang pembangunannya dilakukan secara jangka panjang dan
bertahap. MRT sudah diinisiasi sejak lama yaitu tahun 1985, namun membutuhkan
proses yang panjang hingga akhirnya dimulai konstruksi pembangunannya mulai
akhir 2013. Butuh waktu 28 tahun lebih untuk mewujudkannya. Begitu juga Kereta
Cepat tentu membutuhkan jangka waktu panjang,” ujar Menhub, Jumat (4/11).Oleh karena itu, lanjut Menhub, pemerintah
harus memiliki rencana jangka panjang untuk memproyeksikan kebutuhan
infrastruktur transportasi di masa depan. “Tentunya rencana jangka panjang
dipersiapkan secara matang dengan melibatkan berbagai Kementerian/Lembaga dan
juga pihak terkait lainnya, untuk bersama-sama membahasnya,” tutur Menhub.Termasuk, pemerintah harus pula menyiapkan
bagaimana mekanisme pendanaannya. Untuk proyek yang memiliki tingkat
komersialitas yang tinggi seperti kereta cepat, nantinya pemerintah akan
memanfaatkan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), baik BUMN
atau swasta nasional maupun asing.“Di tengah keterbatasan kemampuan APBN, kami
harus mencari alternatif melalui pendanaan kreatif. Sehingga tidak mengganggu
APBN yang diprioritaskan untuk kebutuhan yang lebih mendasar,” ucap Menhub.Lebih lanjut, Menhub mengungkapkan bahwa
pembangunan infrastruktur transportasi tidak hanya selesai ketika membangun
fisiknya, tetapi juga harus memastikannya dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat sehingga yang sudah dibangun tidak sia-sia begitu saja. “Kami juga
memiliki rencana bahwa Kereta Cepat ini nantinya akan dihubungkan dengan
sejumlah simpul transportasi misalnya dengan Bandara Kertajati, yang
diproyeksikan jika tol Cisumdawu telah selesai maka Bandara Kertajati akan semakin
ramai,” katanya.Diproyeksikan, Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
ini akan melewati sejumlah kota yakni, kota Jakarta - Karawang - Bandung -
Kertajati - Purwokerto - Yogyakarta - Solo - Madiun - Surabaya. Nantinya
perjalanan kereta cepat dari Jakarta-Surabaya ini akan dapat ditempuh dengan
kurun waktu 4 jam saja. Dengan adanya kereta cepat ini diharapkan akan
menumbuhkan titik-titik ekonomi baru di sejumlah daerah yang dilalui.Disamping kereta cepat jalur selatan, tengah
direncanakan juga KA semi cepat Surabaya
lewat utara. Selain itu direncanakan angkutan masal perkotaan MRT dan LRT tidak
saja di Jakarta tapi juga kota lainnya seperti Surabaya, Bandung, Medan,
Makassar, Semarang dan Bali. Dalam hal
ini pemerintah berencana untuk melakukan studi yang melibatkan lembaga keuangan
dunia seperti Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), Japan International
Cooperation Agency (JICA), dan konsultan lainnya dari mancanegara. “Terlepas dari pembahasan rencana jangka
panjang pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Surabaya, saat ini kami tengah fokus
untuk menyelesaikan pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung yang ditargetkan
sudah dapat beroperasi pada tahun 2023 mendatang,” ujar Menhub. (RDL/LA/HT)Jakarta – Menteri Perhubungan Budi Karya
Sumadi mengatakan pembangunan Kereta Cepat Jakarta hingga Surabaya merupakan
rencana jangka panjang. Pendanaannya pun akan diupayakan melalui skema pendanaan
kreatif non APBN.“Seperti halnya pembangunan angkutan massal
lainnya seperti MRT, yang pembangunannya dilakukan secara jangka panjang dan
bertahap. MRT sudah diinisiasi sejak lama yaitu tahun 1985, namun membutuhkan
proses yang panjang hingga akhirnya dimulai konstruksi pembangunannya mulai
akhir 2013. Butuh waktu 28 tahun lebih untuk mewujudkannya. Begitu juga Kereta
Cepat tentu membutuhkan jangka waktu panjang,” ujar Menhub, Jumat (4/11).Oleh karena itu, lanjut Menhub, pemerintah
harus memiliki rencana jangka panjang untuk memproyeksikan kebutuhan
infrastruktur transportasi di masa depan. “Tentunya rencana jangka panjang
dipersiapkan secara matang dengan melibatkan berbagai Kementerian/Lembaga dan
juga pihak terkait lainnya, untuk bersama-sama membahasnya,” tutur Menhub.Termasuk, pemerintah harus pula menyiapkan
bagaimana mekanisme pendanaannya. Untuk proyek yang memiliki tingkat
komersialitas yang tinggi seperti kereta cepat, nantinya pemerintah akan
memanfaatkan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU), baik BUMN
atau swasta nasional maupun asing.“Di tengah keterbatasan kemampuan APBN, kami
harus mencari alternatif melalui pendanaan kreatif. Sehingga tidak mengganggu
APBN yang diprioritaskan untuk kebutuhan yang lebih mendasar,” ucap Menhub.Lebih lanjut, Menhub mengungkapkan bahwa
pembangunan infrastruktur transportasi tidak hanya selesai ketika membangun
fisiknya, tetapi juga harus memastikannya dapat dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat sehingga yang sudah dibangun tidak sia-sia begitu saja. “Kami juga
memiliki rencana bahwa Kereta Cepat ini nantinya akan dihubungkan dengan
sejumlah simpul transportasi misalnya dengan Bandara Kertajati, yang
diproyeksikan jika tol Cisumdawu telah selesai maka Bandara Kertajati akan semakin
ramai,” katanya.Diproyeksikan, Kereta Cepat Jakarta-Surabaya
ini akan melewati sejumlah kota yakni, kota Jakarta - Karawang - Bandung -
Kertajati - Purwokerto - Yogyakarta - Solo - Madiun - Surabaya. Nantinya
perjalanan kereta cepat dari Jakarta-Surabaya ini akan dapat ditempuh dengan
kurun waktu 4 jam saja. Dengan adanya kereta cepat ini diharapkan akan
menumbuhkan titik-titik ekonomi baru di sejumlah daerah yang dilalui.Disamping kereta cepat jalur selatan, tengah
direncanakan juga KA semi cepat Surabaya
lewat utara. Selain itu direncanakan angkutan masal perkotaan MRT dan LRT tidak
saja di Jakarta tapi juga kota lainnya seperti Surabaya, Bandung, Medan,
Makassar, Semarang dan Bali. Dalam hal
ini pemerintah berencana untuk melakukan studi yang melibatkan lembaga keuangan
dunia seperti Bank Dunia, Asian Development Bank (ADB), Japan International
Cooperation Agency (JICA), dan konsultan lainnya dari mancanegara. “Terlepas dari pembahasan rencana jangka
panjang pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Surabaya, saat ini kami tengah fokus
untuk menyelesaikan pembangunan Kereta Cepat Jakarta - Bandung yang ditargetkan
sudah dapat beroperasi pada tahun 2023 mendatang,” ujar Menhub. (RDL/LA/HT)
-
Biro Komunikasi dan Informasi Publik