(Semarang, 16/ 10/2012) Wakil Presiden RI Boediono menargetkan pada Juni 2013 jalur ganda lintas utara antara Jakarta-Semarang sudah menyambung dan dapat beroperasi sebelum lebaran. “Kita targetkan jalur ganda Jakarta-Semarang selesai pada Juni 2013 dan bisa beroperasi sebelum Lebaran. Untuk yang ke ke timur (Surabaya) nyambungnya menyusul, yakni akhir Desember 2013 selesai, sehingga 2014 sudah bisa operasi,” ujar Boediono pada saat meninjau proyek Jalur Ganda Lintas Utara di Stasiun Alastua, Semarang, Selasa (16/10). Pada peninjauan ini Wapres didampingi oleh Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo serta sejumlah Kepala Satuan Kerja proyek jalur ganda.
Wapres mengapresiasi pengerjaan proyek ini dan memberikan penghargaan kepada pihak-pihak yang terkait di dalamnya. "Saya sampaikan penghargaan kepada semua pihak, baik pemerintah daerah juga Kementerian Perhubungan, termasuk kepolisian dan TNI juga masyarakat. Pelaksanaannya berjalan on track,” ujarnya.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Tundjung Inderawan mengatakan dengan dioperasikannya jalur Jakarta-Semarang sebelum lebaran tahun depan, akan berkontribusi pada mudik dan balik lebaran sehingga dapat memindahkan beban jalan. “Karena pemudik yang paling banyak adalah yang ke Jawa Tengah” katanya.
Tundjung menambahkan untuk penertiban tanah di Cirebon selesai 100 persen, Surabaya selesai 100 persen, Semarang-Bojengoro 98 persen, Semarang-Pekalongan 87 persen. Pembayaran sudah dilakukan semua tinggal pembongkaran. Memang ada dinamika di lapangan tapi kita targetkan pembebasan lahan selesai dalam 2 minggu ini,” ujar Tundjung.
Pembangunan jalur ganda lintas utara ini, memberikan dampak positif, baik selama pekerjaan pembangunan jalur ganda berlangsung maupun setelah selesai pembangunannya. Selama pelaksanaan tentunya akan menyerap banyak tenaga kerja, menunbuhkan industri dalam negeri yang produknya digunakan untuk mendukung pembangunan jalur ganda seperti industri pembuatan bantalan beton KA, kegiatan penambangan tanah urug, sirtu, batu belah, beton readymix, industri baja yang memproduksi jembatan KA, industri persinyalan dan lain sebagainya. Hal ini tentunya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. (HH)