Jakarta – Angkutan massal menjadi fokus perhatian Pemerintah dalam upaya meningkatkan layanan moda transportasi darat, di akhir periode Kabinet Indonesia Maju ke II Presiden Joko Widodo- Ma’ruf Amin, Tahun 2023-2024.

Kementerian Perhubungan menggandeng Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam upaya meningkatkaan layanan angkutan massal dari dan ke Bandara Soekarno Hatta menuju Jakarta dan sekitarnya, dengan mengintegrasikan anggkutan massal berbasis jalan (bus) dan berbasis rel (KA).

Langkah ini perlu segera dilakukan agar tidak menimbulkan titik kemacetan baru pasca pulihnya mobilitas orang dan barang di Jakarta dan Bandara Soekarno Hatta setelah pandemi COVID-19 berakhir.

Traffic Perjalanan Makin Padat

Dari data Angkasa Pura (AP) II, jumlah penumpang moda transportasi udara (penerbangan domestik dan Internasional) pada bulan Mei 2023, tercatat sebanyak 4,4 juta penumpang. Ditambah dengan jumlah pekerja di Bandara Soetta, ada sekitar 40-50 ribu orang yang meliputi karyawan AP II, maskapai, ground handling, instansi Pemerintah, tenant komersial, dan lainnya, sehingga jumlah total mobilitas orang selama bulan Mei 2023 berkisar 6 juta orang – atau 200 ribu-an orang perhari.

Menghadapi kondisi tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Pelaksana Jabatan (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menggelar rapat membahas upaya peningkatan layanan angkutan massal dari dan ke Bandara Soekarno Hatta tujuan Jakarta dan sekitarnya.

Sebelum menggelar rapat, Menhub bersama Pj Gubernur dan para pejabat/pemangku kepentingan lainnya menumpang kereta bandara dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Bandara Soekarno Hatta. Kemudian balik dari Bandara Soekarno Hatta menggunakan kereta inspeksi menuju Stasiun Sudirman Baru (BNI City) dan kemudian menggelar rapat koordinasi (rakor).

Rakor yang dipimpin Menhub bersama Pj Gubernur DKI Jakarta dihadiri para pejabat terkait antara lain Dirjen Perkeretaapian Risal Wasal, Dirut KAI Didiek Hartantyo, Dirut AP II Muhammad Awaluddin, Direktur Utama PT KAI Commuter Suryawan Putra Hia, Kadishub DKI Syafrin Liputo, dan jajaran Walikota Pemprov DKI Jakarta tersebut mendiskusikan upaya meningkatkan kapasitas, memperluas jangkauan, mengintegrasikan berbagai moda transportasi, dan juga menyesuaikan tarif angkutan massal yang lebih terjangkau oleh masyarakat yang mau menuju Bandara Soekarno Hatta maupun sebaliknya di wilayah Jabodetabek.

“Kereta api menjadi salah satu angkutan massal yang dapat diandalkan untuk bermobilitas dari Jabodetabek menuju ke Bandara Soekarno Hatta,” kata Menhub sembari menjelaskan kereta api sebagai moda transportasi berbasis rel adalah angkutan massal yang aman, nyaman, tepat waktu, serta bisa menjangkau ke berbagai wilayah di Jabodetabek.

Disederhanakan Prosesnya dan Dimodernisasi Layanannya

Dalam rapat koordinasi tersebut, Menhub juga mengungkapkan salah satu upaya yang akan dilakukan untuk meningkatkan layanan kereta api dari dan ke Bandara Soekarno Hatta adalah dengan menyediakan counter check in dan bagasi di stasiun kereta api sehingga memudahkan masyarakat yang akan menuju bandara maupun sebaliknya.

Para pelaku perjalanan yang akan ke bandara atau sebaliknya umumnya mereka membawa barang. “Kami akan pikirkan bagaimana check in itu tidak perlu di bandara tetapi bisa di Stasiun Manggarai atau Bekasi,” ungkap Menhub.

Begitupun sebaliknya, “Dari bandara, bisa ambil barangnya di stasiun tujuan. Kemudahan-kemudahan ini yang akan kami upayakan,” imbuh Menhub lagi.

Selain kemudahan tersebut, Menhub menjanjikan akan meningkatkan layanan kereta api dengan menambah jumlah kereta api dari yang saat ini berjumlah 40 trainset menjadi 56 trainset sehingga akan menambah kapasitas angkutnya.

Selanjutnya, Menhub juga berencana menambah rute perjalanan kereta api dari dan ke Bandara Soekarno Hatta sampai ke Stasiun Bekasi dengan rute Bekasi, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Duri, hingga Stasiun Bandara Soekarno Hatta dan sebaliknya. Integrasi dapat dilakukan termasuk menjangkau hingga ke Stasiun Bekasi karena KA bandara saat ini dikelola oleh KAI Commuter sehingga bisa diselaraskan dengan jadwal KRL.

Optimalisasi Fasilitas yang ada di Stasiun

Upaya selanjutnya yang dikemukakan Menhub adalah memaksimalkan fasilitas-fasilitas yang ada di stasiun di Jabodetabek seperti fasilitas park and ride. “Penambahan fasilitas ini bisa dilakukan dengan cara bekerjasama dengan pihak swasta,” jelasnya.

Atas serangkaian kebijakan pemerintah pusat yang dikemukakan Menhub dalam rakor tersebut, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru mengapresiasi dan mendukung penuh upaya meningkatkan layanan angkutan massal dari dan ke Bandara Soekarno Hatta, yang akan dilakukan Pemerintah Pusat dengan meningkatkan kapasitas, memperluas jangkauan, serta mengintegrasikan antar moda transportasi seperti kereta api, Damri, Transjakarta dan moda lainnya agar saling melengkapi.

“Kami mendukung usulan-usulan yang disampaikan Menhub, salah satunya memperluas rute Bus Transjakarta bisa masuk ke bandara di jam tertentu – pagi dan sore untuk kemudahan karyawan bandara berangkat dan pulang kerja di bandara,” ucap Heru.

Heru menambahkan untuk mengantisipasi penumpukan penumpang di Stasiun Manggarai akibat penambahan rute baru KRL, PT Transjakarta melakukan penyesuaian layanan serta menambah 32 armada yang beroperasi untuk melayani tiga rute yang tersedia.

PT Transjakarta juga telah membuka Halte Manggarai setelah revitalisasi yang dilakukan sejak September 2022 selesai dan halte ini sudah kembali beroperasi pada 24 Mei 2023 lalu.

Heru berharap dengan antisipasi tersebut dan ditindaklanjuti upaya peningkatan angkutan massal dari dan ke Bandara Soekarno Hatta dan sebaliknya dapat segera bisa dirasakan warga Jakarta dan sekitarnya. (IS/AS/RY/HG)