(Jakarta, 28/09/2011) Sebuah truk yang berada di KM Kirana IX milik PT Dharma Lautan Utama yang sedang bersandar di Dermaga Gapura Surya Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, terbakar. Berkat kesigapan petugas, kebakaran pada truk dapat segera diatasi sehingga tidak merembet ke kendaraan lain yang ada disebelahnya, maupun bagian-bagian kapal lainnya.

Sebanyak 8 orang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut. Namun meninggalnya penumpang tersebut bukan akibat terbakar atau tenggelam, melainkan karena terinjak-injak karena penumpang yang panik.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Leon Muhammad kepada wartawan di Jakarta, Rabu pagi (28/9) menjelaskan, musibah kebakaran yang terjadi di KM Kirana IX itu, sementara ini diduga akibat terbakarnya satu unit truk yang mengalami korsleting.

"Bukan kapal yang terbakar. Tetapi, ada satu truk yang diduga mengalami korslet, kemudian terbakar pada bagian kepala truk. Karena ada api dan asap, terjadi kepanikan. Penumpang berusaha lari. Dan karena saling berdesakan, ada yang jatuh dan terinjak. Akibatnya ada penumpang yang meninggal,’ kata Leon.

Dijelaskan oleh Leon, kebakaran di atas KM Kirana 9 tersebut terjadi ketika proses embarkasi berlangsung. Kapal masih dalam posisi sandar untuk proses embarkasi. Bahkan, Surat Perintah Berlayar (SPB) masih dalam proses pengajuan di Syahbandar.

Sesaat setelah kejadian, awak kapal melakukan aksi cepat tanggap keadaan. Bersyukur alat keselamatan yang ada di kapal tersebut juga bekerja dengan baik. "Jadi ketika asap panas mengepul, alat pemadam dioperasikan sesuai prosedur dan bekerja dengan baik, sehingga tidak kebakaran tidak merembet kemana-mana,’’jelasnya.

Menurut Humas Syahbandar Tanjung Perak Marzuki, jumlah penumpang seluruhnya 875 orang, terdiri dari 758 dewas, 78 anak-anak dan 39 bayi. KM Kirana buatan tahun1982 ini akan melayani jalur Surabaya-Banjarmasin. Kapal tersebut juga mengangkut  36 sepeda motor, 24 mobil kecil, 5 truk sedang, 22 truk besar dan tronton empat unit.

Sementara itu Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan tidak akan mengirimkan tim investigatornya ke lokasi kebakaran KM Karina IX, kecuali diminta oleh pemerintah setempat.

Ketua KNKT Tatang Kurniadi yang dihubungi Rabu siang mengatakan, KNKT akan turun tangan pada kecelakaan kapal di atas 100 gross ton. Untuk kecelakaan kapal milik PT Dharma Lautan Utama ini biar ditangani oleh Dinas Perhubungan setempat. ‘’Kecuali bila mereka tidak bisa menanganinya dan meminta KNKT untuk turun tangan, baru kita akan terjunkan tim investigator,’’ kata Tatang.

Leon mengingatkan, seiring dengan banyaknya musibah kapal terjadi dalam kurun waktu dua minggu belakangan ini, diimbau kepada seluruh UPT, syahbandar, administrator pelabuhan, pemilik kapal, pengusaha bongkar muat, dan ekspedisi tetap mewaspadai kecelakaan, baik di laut maupun di darat. Semua pihak harus mengikuti aturan dan prosedur yang berlaku.

‘’Pastikan tidak terjadi kelebihan muatan, dan memeriksa apakah barang yang ada di kapal itu masuk dalam katagori B3 (Barang Berbahaya Beracun) yang bisa mengganggu keselamatan pelayaran. Jangan lupa ketersediaaan alat-alat penunjang keselamatan bagi penumpang," tegasnya.

Leon juga mengharapkan kerjasama dan kesadaran penumpang maupun pengguna jasa kapal agar tetap waspada dan selalu mengikuti aturan yang berlaku. "Khususnya, kepada pengguna jasa yang mengangkut barang, agar memperhatikan betul kondisi kendaraan dan muatan yang diangkut," katanya. (PR)