(Jakarta, 22/1/2013) Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan SDM Perhubungan bekerja sama dengan Joint Aviation Authorities Training Organization (JAATO) dengan didukung oleh International Civil Aviation Organization (ICAO) selama dua hari menyelenggarakan konferensi yang berbasis kepada pengembangan sumber daya manusia di bidang penerbangan sipil, ASEAN Aviation Training and Education Summit (AATES). Acara ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan pengembangan sumber daya manusia bidang penerbangan. Kegiatan dilaksanakan tanggal 22-23 Januari 2013 di Hotel Sultan, Jakarta.
Hadir dalam acara ini Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Sekretaris Jenderal International Civil Aviation Organization Raymond Benjamin, Direktur Jenderal Kementerian Perhubungan Herry Bakti S. Gumay, Kepala BPSDM Perhubungan Bobby R. Mamahit, President European Civil Aviation Conference Catalin Radu, Director Joint Aviation Authorities Training Organization Joost Jonker dan Head of International Cooperation European Aviation Safety Agency (EASA) Thadee Sulocki.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan ada dua hal yang perlu menjadi perhatian Indonesia pada kegiatan ini. “Acara seperti ini intinya ada dua yaitu menunjukkan Indonesia ditengah-tengah pergaulan ICAO adalah salah satu yang leading, tidak berdiam diri tapi sekarang justru kita aktif. Kita sekarang juga memberikan beasiswa buat negara-negara lain untuk ikut training di sini dan diharapkan dengan hal tersebut dapat meningkatkan profil kita ditengah-tengah dunia internasional. Yang kedua tentu dengan kerja sama beberapa institusi pendidikan seperti ini, kita dapat melihat kemampuan dan standarisari di tempat lain seperti apa agar kita dapat belajar. Indonesia harus mampu memenuhi dan lebih di depan dari standar-standar yang diberikan lembaga-lembaga itu,” jelas Bambang.
AATES 2013 merupakan pertemuan tingkat ASEAN pertama di Jakarta yang menitikberatkan pada sumber daya manusia dalam industry penerbangan. Pertemuan ini dijadwalkan akan dihadiri oleh beberapa Senior Representative penerbangan dari negara-negara ASEAN, seperti Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Malaysia, Laos dan Kamboja.
Konferensi akan diisi juga oleh beberapa key speakers baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya adalah dari Kementerian Perhubungan RI serta organisasi-organisasi internasional seperti International Civil Aviation Organization (ICAO), International Association of Flight Training Professionals (IAFTP), European Civil Aviation Conference (ECAC), Joint Aviation Autrhority Training Organization (JAA-TO), International Air Transport Association (IATA), Professional Aviation Board of Certification (PABC).
Tujuan utama yang diharapkan dapat dicapai dari pertemuan ini adalah mengembangkan framework untuk kerjasama yang lebih erat antara negara-negara ASEAN untuk memaksimalkan sumber daya yang dimiliki; Berbagi informasi mengenai komunitas penerbangan sipil Indonesia; Memberikan platform regional bagi pertukaran ide dan cara pandang terhadap kekurangan sumber daya manusia dalam industri penerbangan, dan juga berbagi cara-cara efektif dalam hal pelatihan dan pendidikan bagi sumber daya di penerbangan didalam wilayah ASEAN; Memahami upaya-upaya perbaikan dan inisatif yang tengah dilaksanakan oleh organisasi pelatihan penerbangan dan otoritas penerbangan sipil di dalam wilayah ASEAN; Memahami peran penting organisasi penerbangan internasional seperti JAA TO, ECAC, dan ICAO dalam mendukung pengembangan sumber daya manusia, training dan pendidikan didalam wilayah ASEAN; Mengembangkan kesadaran akan tantangan yang menghadang dan kesempatan di bidang pelatihan dan pendidikan di bidang penerbangan didalam wilayah ASEAN; Menciptakan jaringan komunikasi yang efektif di tingkat ASEAN didalam bidang pelatihan dan pendidikan di bidang penerbangan bagi regulator, instruktur, pilot, teknisi pesawat, petugas ATC, pengelola bandara, dan ground handler; Mengembangkan pandangan kedepan terkait praktisi industry penerbangan didalam wilayah ASEAN.
Diharapkan kedepan kegiatan AATES ini dapat dilakukan secara berkala agar dapat meningkatkan kapasitas praktisi penerbangan di wilayah regional ASEAN. (HH)