(Jakarta, 1/10/2013) Untuk meningkatkan konektivitas antar kota melalui penerbangan merupakan langkah bagus dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan di mana banyak wilayah yang masih membutuhkan waktu lama dalam pencapaiannya bila menggunakan transportasi darat.

Namun begitu, peran Pemerintah Daerah setempat juga menjadi sangat penting dalam rangkan menyukseskan terwujudnya transportasi yang lebih cepat dan mudah dengan menggunakan pesawat udara.

Bila dilihat dari jumlah bandara di Indonesia sesungguhnya sudah cukup banyak yakni mencapai 223 bandar udara yang tersebar mulai dari bandara yang dikelola oleh Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan ataupun sudah dialihkan dan dikelola oleh PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.

Menurut Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, tahun ini akan dibuka 11 bandar udara menengah untuk memudahkan penerbangan yakni Muara Bungo (Jambi), Pekon Serai (Krui), Bawean (P. Bawean), Bone (Bone), Sumarorong (Mamasa), Tual Baru (Tual), Saumlaki Baru (Saumlaki), Kuffar (Seram Timur), Waisay (Raja Ampat), Kamanap (Serui), dan Waghete Baru (Waghete).

"Pemerintah menitipkan kelangsungan dan juga operasionalisasi bandara-bandara tersebut kepada Bupati atau Walikota daerah setempat dan butuh suport mereka," ujar Wamen di Jakarta usai menyaksikan penandatanganan pengadaan pesawat jenis ATR antara Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar bersama-sama dengan Chief Executive Officer Avions de Transport Regional (ATR) Filippo Bagnato dan Chairman of Nordic Aviation Capital (NAC), Selasa (1/10/2013).

Menurut Bambang, upaya untuk menghidupkan bandara-bandara menengah dengan dibukanya penerbangan feeder dan jarak dekat merupakan langkah baik untuk mendukung percepatan pembangunan konektivitas antarkota dan antarpulau di Tanah Air.

"Apalagi Indonesia juga memiliki banyak destinasi pariwisata yang akan menarik minat wisatawan dengan adanya penerbangan di wilayah-wilayah tersebut," imbuh Bambang.

Seperti diketahui, maskapai plat merah PT Garuda Indonesia akan mengembangkan penerbangannya merajut kota-kota wilayah ekonomi baru menggunakan pesawat jenis ATR berkapasitas 70 penumpang dengan kelas ekonomi.

"Menurut rencana, Garuda akan melayani penerbangan dari hub maupun spoke diantaranya Denpasar, Makassar, dan Ambon menuju Labuan Bajo, Tambolaka, dan Ende di Nusa Tenggara Timur, Bima (Nusa Tenggara Barat), Banyuwangi dan Jember (Jawa Timur), Bau-bau dan Wangi-wangi (Sulawesi Tenggara), Luwuk (Sulawesi Tengah), Mamuju (Sulawesi Barat), Poso (Sulawesi Tengah), Kaimana (Papua), serta Tual/Langgur (Maluku)," urai Emirsyah.
 
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyambut baik rencana yang akan dilakukan Garuda. Karena dengan begitu maka kota Kabupaten itu akan semakin banyak dikunjungi dan akan menjadi peluang untuk mendatangkan investor dalam mengembangkan wilayah dan berimbas pada peningkatan perekonomian masyarakatnya.

"Saat ini sudah ada penerbangan dari Surabaya menuju Banyuwangi dan diterbangi setiap hari, kami akan senang dengan rencana masuknya maskapai Garuda karena diharapkan akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Banyuwangi," ujar Azwar. (CHAN)