(Berau, 23/2/2013) Kemajuan ekonomi yang begitu cepat di Kalimantan terutama produksi tambang dan perkebunan harus diimbangi pembangunan infrastruktur yang memadai. Sayangnya sebagian besar hasil sumber daya alam tersebut saat ini masih diangkut melewati jalan raya, akibatnya jalan-jalan di Kalimantan cepat menjadi rusak. “Untuk Kalimantan sudah waktunya kita angkut melalui kereta api,” ujar Menteri Perhubungan E. E. Mangindaan seusai meresmikan Grand Opening dan Pengoperasian Terminal Baru Bandar Udara Kalimarau di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, Sabtu (23/2).
Menhub menuturkan sudah cukup banyak investor yang mau menanamkan modalnya. Ia menambahkan sudah disiapkan rutenya dari Kalimantan Tengah yang menyambung hingga ke Kalimantan Timur. “Investornya ada dari Rusia, Cina dan Jerman. Tergantung Pemerintah Daerah mau memilih yang mana investornya,” tuturnya.
Menhub menambahkan yang diutamakan nantinya adalah kereta api yang mengangkut hasil tambang dan perkebunan. “Kalau itu sudah melayani baru kita berpikir bagaimana penumpang. Pemerintah pusat siap, sekarang tergantung bagaimana dengan pemerintah daerahnya. Harapan saya tahun ini sudah bisa dimulai, karena untuk pembebasan tanah tidak ada masalah,” ujarnya.
Untuk kereta apinya sendiri Menhub menekankan akan menggunakan produksi dalam negeri. “Kereta kita akan pakai INKA, karena kita utamakan produksi dalam negeri,” katanya.
Dengan berpindahnya angkutan barang ke kereta api akan mengurangi beban jalan. “Kalau biasanya angkutan tersebut mencapai 20 ton, dengan berpindah ke kereta api maka yang tersisa di jalan hanya angkutan penumpang yang berkisar 7 ton, sedangkan kemampuang jalan di Indonesia paling tinggi sekitar 10 ton, sehingga bisa memperpanjang umur jalan,” terang Menhub.
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan izin kereta api ini nantinya akan disebut dengan izin kereta api khusus. “Total investasinya sekitar USD 5 milyar, tapi sudah terintegrasi antara kereta api, coal terminal, power plant dan smelter. Dananya berasal dari Uni Emirat Arab,” katanya.
Awang menambahkan satu proyek lagi yang akan dibangun adalah kerja sama dengan Rusia. Rutenya dari Kutai Barat sampai Balikpapan. “Itu lebih panjang sekitar 160 km. Kereta api itu yang akan dibangun kereta api khusus yang akan mengangkut batu bara, tapi dimungkinkan juga disamping mengangkut batu bara mengangkut CPO, hutan tanaman industri. Fesibility studi sudah dilakukan, sekarang tinggal ground breaking oleh presiden, targetnya pertengahan tahun sudah dimulai pengerjaannya,” terangnya. (HH)