JAKARTA - Untuk menghindari terjadinya kembali tindak kekerasan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda Jakarta yang dilakukan oleh taruna senior terhadap taruna senior, dalam waktu dekat akan dilakukan perubahan terkait isi kamar asrama.
Selama ini kamar diisi oleh satu angkatan. Nantinya, taruna tingkat satu, dan tingkat dua, akan dicampur dengan seniornya misalnya tingkat empat atau lima.
‘’Nanti yang paling senior akan menjadi kepala kamar dan bertanggung jawab terhadap anggota kamar lainnya,’’ kata Ketua STIP Maruda, Arifin S. di kampus STIP, Marunda, Jumat (10/4).
Dengan cara ini, lanjut Arifin, diharapkan para senior akan memberikan contoh yang baik terhadap para juniornya. Selain itu, para senior akan menjadi ‘pelindung’ junior-juniornya. ‘’Semacam menjadi team lah. Saling mendukung dan melindungi,’’ tambah Arifin yang juga mantan Kepala Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok.
Dikatakan oleh Arifin, konsentrasi taruna adalah menuntut ilmu dengan prestasi yang tertinggi. Bukan zamannya lagi gagah-gagahan, menunjukkan kekerasan dan kekuatannya. Dia berharap sanksi pemecatan terhadap lima orang taruna dan skorsing selama satu tahun terhadap dua orang taruna menjadi pelajaran bagi taruna-taruna lain yang berjumlah sekitar 2.800 orang.
Untuk menghindari kejadian serupa, STIP melakukan sosialisasi dengan cara membuat sepanduk yang dipasang di dekat lapangan utama. Sosialisasi juga dilakukan saat kuliah umum, bahkan saat ceramah di masjid dan gereja di lingkungan STIP.
Kapolsek Cilincing juga diminta untuk memberikan pembekalan kepada seluruh taruna berkaitan dengan masalah kriminialitas dan hukum. (JO)