(Jakarta, 2/5/2014). Indramayu - Sebagai bagian dari upaya Sosialisasi Keselamatan, Ditjen Perkeretaapian Kementeri Perhubungan kembali menggelar Sosialisasi Keselamatan Perkeretaapian kepada masyarakat khususnya kalangan pelajar.

Kali ini acara sosialisasi dilaksanaan di Indramayu pada 29-30 April 2014. Dimana event ini, merupakan kali kedua setelah di Kendal Jawa Tengah akhir Maret lalu.  Ditjen Perkeretaapian membidik sasaran kalangan pelajar SMP/SMA/mahasiswa dan menjadikan mereka sebagai Pelopor Keselamatan Perkeretaapian.

Tampil mewakili Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Direktur Keselamatan Ditjen Perkeretaapian Kemenhub, Popik Montanasyah. Selain memberikan ceramah, Direktur Keselamatan juga melakukan pengukuhan kepada 2 orang pelajar sebagai simbol keselamatan. Kedua pelajar tersebut mewakili pelajar Indramayu yang membacakan Komitmen Bersama Gerakan Pelopor Keselamatan Perkeretaapian di Grand Hotel Trisula Indramayu, Rabu(30/4).

Dalam acara sosialialisasi keselamatan tersebut, terungkap bahwa, walaupun     
pada perlintasan kereta api, pengemudi kendaraan wajib berhenti ketika palang pintu ditutup, masih sering terjadi pengemudi yang nekat menerobos. Semestinya pengemudi kendaraan wajib mendahulukan kereta api ketika palang pintu kereta api ditutup atau saat sinyal berbunyi.

“Pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api. Pengguna jalan juga harus mematuhi rambu-rambu yang sudah diatur,” kata Martinus Agus Sugiyanto, pembicara pada acara tersebut di depan para pelajar.

Untuk itu menurutnya, harus ada kesadaran masyarakat, kedisiplinan pengguna jalan dan juga keterlibatan semua pihak dari Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan Propinsi/Kota/Kabupaten, PT. KAI, Polri, Akademisi dan masyarakat dalam rangka mewujudkan keselamatan di perlintasan sebidang.

Hal senada disampaikan Drs. Hadjar Pamadhi, MA.Hons, narasumber lain yang menyatakan bahwa mengapa masyarakat perlu peduli dengan perkeretaapian, karena berkaitan dengan budaya dan karakter bangsa. “Kepedulian terhadap perkeretaapian terkait hidup bermasyarakat dan kebutuhan dasar pribadi yang menginginkan keselamatan,” ujar budayawan asal Yogyakarta ini.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, sudah ada sekitar 106 kecelakaan di perlintasan kereta api dengan jumlah korban mencapai 401 orang.  169 di antaranya meninggal dunia. Sayangnya, sejumlah 8.500 palang pintu perlintasan kereta, baru sekitar 2.500 palang pintu yang dijaga, baik yang resmi maupun tidak resmi. Sementara pada acara sosialisasi tersebut, Direktur Keselamatan Popik Montanasyah mengungkapkan bahwa 'Sosialisasi Keselamatan Perkeretaapian' diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam merealisasikan ketertiban, keamanan, dan keselamatan penyelenggaraan perkeretaapian.

Kegiatan sosialisasi pada hari kedua, berupa talk show di K2 FM dan pemaparan di SMA Jatibarang dan Sukagumiwang. (BN).