(London, 23/5/2014) Sidang International Maritime Organization (IMO) Maritime Safety Committee (MSC) yang rutin diadakan dua kali dalam setahun kembali diselenggarakan pada tanggal 14 s.d. 23 Mei 2014 bertempat di Kantor Pusat IMO, London Inggris. Sidang yang merupakan sidang badan teknis tertinggi di IMO yang beranggotakan seluruh Negara anggota IMO ini telah dilaksanakan untuk ke-93 kalinya.
Setiap tahunnya, Sidang IMO MSC ini diselenggarakan untuk membahas laporan dari sub committee yang terkait dengan permasalahan keselamatan dan keamanan maritim dunia seperti aids to navigation, construction and equipment of vessels, manning from a safety standpoint, rules for the prevention of collisions, handling of dangerous cargoes, maritime safety procedures and requirements, hydrographic information, log-books and navigational records, marine casualty investigations, salvage and rescue dan any other matters yang memiliki dampak terhadap keselamatan dan keamanan pelayaran.
Adapun pada sidang IMO MSC ke-93, hasil yang diharapkan adalah adanya amandemen International Convention for the Safety of Life at Sea (SOLAS) yang terkait dengan lifeboat safety, melanjutkan action plan keselamatan kapal penumpang, tindaklanjut terhadap peristiwa Costa Concordia, me-review draft mandatory Polar Code dan draft SOLAS amendments terkait, hal-hal lain yang berhubungan dengan IMO Member State Audit Scheme, mengadopsi sejumlah amandemen penting dan mempertimbangkan hal-hal yang disampaikan oleh sub-committees.
Pada sidang IMO MSC ke-93, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengirimkan wakil Delegasi Indonesia yang menghadiri sidang dimaksud pada tanggal 14 s.d.23 Mei 2014 di London, Inggris dengan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Bobby R Mamahit selaku Head of Delegation (HoD) dan beranggotakan wakil dari Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Ditjen Hubla, Direktorat Kesatuan dan Penjagaan Laut dan Pantai, PT. Biro Klasifikasi Indonesia serta perwakilan dari Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Tetap Indonesia untuk IMO di KBRI London, Inggris.
Pada kesempatan tersebut, Capt. Bobby R Mamahit menyampaikan bahwa pada sidang ini membahas agenda yang terkait dengan kegiatan strategis dan berdampak positif terhadap angkutan laut di Indonesia dan angkutan laut Internasional yang melewati wilayah perairan Indonesia khususnya di wilayah perairan Selat Malaka dan Selat Singapura.
“Indonesia memiliki kepentingan terbesar karena Indonesia merupakan Negara Pantai yang memiliki wilayah perairan terluas sepanjang alur pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura”, tegas Capt. Bobby R Mamahit.
Di sela-sela penyelenggaraan sidang IMO MSC ke-93 tanggal 20 Mei yang lalu, tiga Negara pantai (Indonesia, Malaysia dan Singapura) bekerjasama dengan BIMCO meluncurkan pamphlet dengan judul “Safe Passage: The Straits of Singapore and Malacca” yang dilanjutkan dengan acara reception untuk seluruh delegasi sidang tersebut.
Peluncuran Pamphlet ini merupakan hasil kesepakatan dari tiga Negara Pantai dan pengguna jasa di Selat Malaka dan Selat Singapura dibawah kerangka Co-Operative Mechanism yang dibentuk pada tahun 2007 dengan tujuan untuk meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Lebih lanjut pada acara peluncuran pamphlet tersebut, Delegasi Indonesia menyampaikan pentingnya koordinasi dan kerjasama antar 3 (tiga) Negara Pantai, stakeholder dan pengguna jasa di Selat Malaka dan Singapura dalam mewujudkan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim. Untuk itu, sebagai salah satu dari pendiri Tripartite Technical Expert Group (TTEG) yang juga meluncurkan Co-Operative Mechanism dengan Negara pantai lainnya, Indonesia berkomitmen untuk meneruskan kebijakan maritim jangka panjang dalam rangka untuk menciptakan safe, secure and efficient shipping in a clean ocean di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Selain menghadiri sidang MSC, Capt. Bobby R Mamahit juga dijadwalkan untuk melakukan pertemuan dengan stakeholder Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Pertemuan dilakukan dengan pihak Pole Star, London untuk membahas rencana kerjasama pelaksanaan Maritime Security Workshop yang terkait dengan penerapan LRIT di Indonesia. Capt. Bobby R Mamahit juga bertemu dengan International Group of P&I Clubs, London, untuk membahas Coordinated response to Major Maritime Casualties involving removal of wreck operations, yang terkait dengan kegiatan pengangkatan kerangka kapal tenggelam di Indonesia. (SLO)