BANDUNG – Untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi, awak perekeretaapian dan pengoperasian prasarana memeroleh sertifikasi sebanyak 1.349 personil dari Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
Direktur Keselamatan Ditjen Perkeretaapian, Sugiadi Waluyo mengemukakan, untuk pemberian sertifikasi dilakukan rata-rata dua tahun sekali. Mengingat adanya pemutakhiran teknologi dan adanya perubahan-perubahan lainnya.
“Pemberian sertifikasi ibarat SIM (Surat Izin Mengemudi) yang terus diperbarui, untuk mengetahui tingkat kemampuan personil terhadap tugas – tugasnya, perkembangan teknologi, dan lainnya,” ujar Sugiadi.
Untuk personil masinis sebanyak 56 sertifikat telah diserahkan, asisten masinis 405 sertifikat, Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) 433, Pengatur Perlintasan Jalan (PJL) 240, dan PPJ sebanyak 215 sertifikat. Sedangkan akumulasi sejak 2011 hingga 2014, sertifikasi diberikan kepada 9.096 personil kereta api, baik yang baru pertama kali menerima maupun lebih.
EVP Learning & Training Centre Pusdiklat IR H. Djuanda, Bandung, Hendri Anom Cahyono mengemukakan, untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) bidang kereta api, semua karyawan baik yang baru masuk atau pun sudah berkarir, akan menjalani pendidikan pelatihan.
“Kami menyiapkan tenaga ahli yang mumpuni dalam memberikan pelatihan kepada karyawan,” ungkap Hendri di Bandung, Kamis (12/2/2015).
Dalam memberikan pelatihan, lanjut Hendri, pihaknya juga menyiapkan strategi program yakni adanya kurikulum, silabus, dan bahan ajar, yang berbasis kompetensi sesuai dengan kebutuhan perusahaan, perkembangan teknologi, dan aturan Undang Undang Perkeretaapian, dan peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.
Selain itu juga mencetak lulusan yang berkompeten dan bersertifikasi. Disediakan tenaga pengajar yang berkualitas dan bersertifikat. Serta mengimplementasikan informasi teknologi dalam penyelenggaraan diklat.
“Semua karyawan akan menjalani diklat, tergantung bidangnya masing-masing, mulai dari masinis hingga ke petugas teknis lapangan,” tutur Hendri. (CHA)