(Sorong, 14/6/2013) Upaya Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, agar keselamatan pelayaran meningkat juga dilakukan dengan Kampanye Keselamatan Pelayaran, yang berlangsung setiap tahun. Tahun ini puncak pelaksanaan berlangsung di Sorong, Papua Barat, dengan menghimbau pelaku usaha angkutan laut untuk memprioritaskan perhatian pada keselamatan pelayaran dalam mengoperasikan kapalnya, dibandingkan mendapatkan keuntungan semata.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Bobby R. Mamahit menyatakan dengan memperhatikan keselamatan pelayaran, perusahaan akan mendapatkan keuntungan juga, ketimbang mencari untung tapi kapalnya mengalami masalah ketika dioperasikan. Karena selama ini setiap kecelakaan tidak lepas dari kurang perhatiannya operator kapal terhadap keselamatan pelayaran, sehingga merugikan usahanya sendiri.
“Selain itu juga aparat penegak keselamatan harus tegas, tidak memberangkatkan kapal jika kapalnya belum memenuhi persyaratan keselamatan pelayaran atau barang dan penumpang melebihi kapasitas angkut yang membahayakan kapal,” ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt.Bobby R. Mamahit, seusai menjadi pemimpin upacara pada Kampanye Keselamatan Pelayaran dan peringatan Hari Pelaut Se- Dunia, di Sorong (13/6).
Kampanye Keselamatan Pelayaran merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilakukan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan. Sedangkan peringatan Hari Pelaut Se- Dunia ini merupakan berlangsung sejak adanya ketetapan pada Sidang IMO Council ke-105 bulan November tahun 2010 lalu yang diselenggarakan pada tanggal 25 Juni padatahun 2011 setiap tahunnya. Kali ini, tema pada kedua agenda acara itu adalah Keselamatan dan Keamanan Pelayaran Merupakan Hak dan Tanggung Jawab Bersama.
Dalam upacara itu Capt. Bobby R. Mamahit juga menyatakan Apel Keselamatan Pelayaran dan Peringatan Hari Pelaut Sedunia Tahun 2013 merupakan bentuk perwujudan upaya pemerintah untuk menyadarkan kembali seluruh lapisan masyarakat, khususnya para pengguna jasa transportasi laut, bahwa tanggung jawab untuk mewujudkan transportasi laut yang aman dan selamat tidak hanya menjadi kebutuhan tetapi harus dijadikan budaya.
”Upaya penanganan keselamatan pelayaran yang selama ini dilakukan diharapkan bukan hanya dalam bentuk penangangan musibah yang bersifat reaktif saja, tetapi harus dilakukan pada tindakan-tindakan pencegahan (preventif) yang terkelola, sehingga apa yang menjadi semboyan Kementerian Perhubungan yaitu menuju Zero to Accident dapat terwujud,” katanya.
Dikatakan juga, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut sebagai Regulator di bidang transportasi laut telah mengeluarkan sejumlah kebijakan-kebijakan untuk mendukung kegiatan perpindahan barang maupun orang dengan selamat, aman dan efisien. Diantara kebijakan tersebut adalah dikeluarkannya UU Nomor. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang telah mengatur secara jelas tentang penyelenggaraan keselamatan pelayaran di Indonesia. Selain aturan nasional, Indonesia juga telah meratifikasi lebih dari 20 (dua puluh) konvensi internasional di bidang maritim yang terkait dengan keamanan, keselamatan dan perlindungan lingkungan maritim seperti SOLAS 1974, LOAD LINES, STCW 95 dan MARPOL 73/78.
“Yang perlu disadari oleh kita semua bahwa dalam penyelengaraan keselamatan pelayaran khususnya upaya mencegah terjadinya kecelakaan di laut, ada 3 (tiga) unsur utama yang memiliki peran penting, yaitu Regulator (pemerintah), Operator/Provider (manajemen/pengelola jasa) dan user/Pengguna jasa yaitu masyarakat luas,”ungkapnya.
Sementara itu Ketua Panitia Penyelenggaraan Kampanye Keselamatan Pelayaran dan Hari Pelaut Sedunia, Capt. Yan Risuandi menyatakan kampanye ini sebagai kegiatan untuk mengingatkan kembali kepada semua pihak pemangku kepentingan/stakeholder, khususnya para pengguna jasa transportasi laut bahwa keselamatan pelayaran merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah sebagai Regulator tetapi juga merupakan tanggung jawab perusahaan pelayaran sebagai operator dan seluruh masyarakat pengguna jasa transportasi laut (user).
Adapun acara yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan Kampanye Keselamatan Pelayaran dan Peringatan Hari Pelaut Sedunia Tahun 2013, terdiri penyuluhan Keselamatan Pelayaran bagi Kapal-Kapal Tradisional isi kotor dibawah 7 (Tujuh) GT yang telah dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2013. Penyuluhan Keselamatan Pelayaran bagi Kapal-Kapal isi kotor diatas 7 GT khususnya kapal-kapal non konvensional yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2013;Kunjungan ke Panti Asuhan Kristen dan Panti Asuhan Islam yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 Juni 2013; Pemasangan spanduk dan umbul-umbul di tempat-tempat dermaga umum, dermaga perikanan dan dermaga pelayaran rakyat, yang telah dilaksanakan sejak 10 Juni 2013;
Pada acara yang berlangsug diterminal penumpang Pelabuhan Sorong, juga dilakukan pemberian penghargaan kepada orang atau instansi yang turut berjasa dalam mewujudkan keamanan dan keselamatan pelayaran; Penyerahan Bantuan Peralatan Keselamatan yang akan diserahkan secara simbolis kepada Nakhoda Motores-Long Boat untuk Perahu Tradisional; Atraksi Keselamatan Pelayaran berupa demonstrasi pemadam kebakaran dan demonstrasi survival.
Sambutan masyarakat Sorong pada acara itu sangat antusias. Hal itu ditandai dengan adanya peserta dari stakeholder di bidang transportasi laut di wilayah propinsi Papua Barat, antara lain Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Sorong, Kantor Distrik Navigasi Sorong, PT. Pelabuhan Indonesia IV, TNI AL, POLRI, BEA CUKAI, DKP, TKBM, SMK Pelayaran, serta Pemerintah Kabupaten Sorong. (AB)