(Jakarta, 18/2/2014) Sebagai negara kepulauan yang terdiri sekitar 17.000 pulau,  Indonesia memerlukan sarana penghubung untuk mempersatukan Nusantara. Karena itu, angkutan penyeberangan harus dikelola dengan baik.

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan  Suroyo Alimoeso mengatakan, angkutan penyeberangan memiliki tantangan dan peluang untuk menyatukan Republik Indonesia. Pemerintah terus terus berupaya mewujudkan terselenggaranya angkutan penyeberangan di seluruh Indonesia yang baik  sehingga terjadi pemerataan ekonomi.

" Jika transportasi angkutan penyeberangan baik, seluruh pulau bisa dilayani angkutan penyebarangan dengan baik, tidak akan ada perbedaan harga komoditas yang besar antara pulau satu dengan pulau lainnya," ungkap Suroyo ketika membuka Rapat Kerja Perusahaan 2014 PT ASDP Indonesia Ferry " Tingkatkan Daya Saing Perusahaan Melalui Taat Azas, Peningkatan Profit dan Pelayanan" di Jakarta,Selasa (18/2).

Suroyo mengatakan, di Indonesia terdapat dua lintasan angkutan  penyeberangan yaitu penyeberangan komersil dan perintis. Untuk penyeberangan komersil, banyak perusahaan yang mengoperasikan kapal baik yang dikelola swasta maupun BUMN. Sementara untuk lintasan  perintis sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah. " Penyeberangan perintis sangat penting dalam rangka menyatukan Nusantara. Karena itu pemerintah sangat memperhatikan sarana dan prasarana penyeberangan perintis," ungkap Suroyo.

Pada tahun 2014, pemerintah akan memberikan bantuan 3   kapal untuk penyeberangan komersil dan 10 kapal untuk penyeberangan perintis. Pemerintah juga mengalokasikan dana  untuk penyeberangan perintis sebesar Rp 300 miliar.

Kepada PT ASDP Ferry Indonesia, Suroyo berpesan agar memperhatikan kondisi dermaga dan kapal - kapal yang dioperasikan agar pelayanan kepada pengguna jasa  angkutan penyeberangan bisa dilakukan   dengan baik." Masalah dermaga di Pelabuhan Merak saya minta segera diselesaikan," pesan Suroyo.

Sementara itu, Dirut PT ASDP Ferry Indonesia, Danang Baskoro mengatakan, persaingan bisnis angkutan penyeberangan sangat tajam.  "Menghadapi berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN persaingan semakin berat," ujarnya. Karena itu menurut dia, sewaktu perusahaan dalam kondisi sehat, pihaknya membuat strategi bisnis yang baik untuk memenangkan persaingan.

Jumlah lintasan penyeberangan di Indonesia saat ini sebanyak 225 lintasan  terdiri atas 44 lintasan komersil dan 181 lintasan perintis. Jumlah kapal yang melayani sebanyak 306 unit terdiri atas 118 unit dikelola ASDP Ferry Indonesia, 170 unit oleh swasta dan 18 unit oleh BUMD.  Dari 118 unit yang dikelola ASDP Ferry Indonesia (persero) 90 persen dibangun oleh Kementerian Perhubungan.

Sedangkan jumlah pelabuhan penyeberangan sebanyak 156 unit, terdiri dari 117 dikelola Pemda, 35 unit dikelola ASDP dan 4 unit dikelola UPT.
Dari tahun 1993 sampai tahun 2013 nilai aset (kapal dan pelabuhan) yang diserahkan kepada PT ASDP sebesar Rp 1,3 triliun.(SNO)