(Jakarta, 27/3/2013) “Mulai saat ini hingga bulan juni (2013), KRL non AC masih dioperasikan,” demikian ditegaskan Dirjen Perkeretaapian, Tundjung Inderawan dalam jumpa pers di Kantornya, Rabu (27/3).
Tundjung mengatakan saat ini pihaknya juga tengah menghitung berapa besaran subsidi yang akan diberikan kepada masyarkat yang berhak mendapatkan.
“Kami juga akan mensosialisasikan seluruh prosedur, mekanisme (untuk mendapatkan subsidi) yang harus dilakukan sehingga para pengguna jasa KA bisa menggunakan haknya khususnya untuk yang berhak mendapatkan subsidi,” jelasnya.
Ia mengatakan pihaknya bersama dengan PT. KAI dan KCJ dengan mengajak unsur dari YLKI, MTI dan pihak terkait lainnya untuk merumuskan besaran tarifnya.
Rencana penggantian KRL ekonomi non AC, lanjut Tundjung, merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan KRL yang saat ini memprihatinkan. Dari segi keamanan dan kenyamanan, KRL ekonomi non AC akan diganti secara bertahap menjadi KRL ekonomi AC.
"Ini bukan penghentian, tapi penggantian secara bertahap, nantinya tidak ada lagi KA yang non AC. Semua AC," ungkapnya.
Pertimbangan penghapusan KRL Ekonomi Non AC adalah karena tiket KRL Ekonomi AC di Jabodetabek tidak pernah disesuaikan sejak tahun 2002, bahkan malah pernah diturunkan.
Pemerintah ingin masyarakat berdaya beli rendah pengguna KRL dapat merasakan kenyamanan yang lebih.
"Sudah waktunya kita memberikan pelayanan yang sama kepada saudara kita baik yang mampu maupun tidak mampu. Sudah waktunya, karena kebijakan AC-nisasi kereta sudah dicanangkan 2 tahun yang lalu," Tandasnya. (RDH)