Batam - Rencana pembangunan kereta api di Pulau Batam,masih on the track sesuai rencana. Saat ini sedang diajukan izin trase, namun hingga saat ini belum ditentukan sistem teknologi yang dipakai,apakah model trem listrik atau model teknologi lain.

"Kalau kami menyarankan jangan monorel,karena kalau monorel biayanya sangat mahal."
Hal itu dikatakan oleh Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko didampingi Direktur Pengusahaan BP Batam Imam Bachroni saat mengikuti kunjungan kerja Menteri Perhubungan ke Batam, Jumat,(13/3).

Menurut Dirjen, kota Batam adalah sebuah kota yang sangat cepat dalam pertumbuhan ekonominya,bahkan mengalahkan ibukota provinsinya sendiri yaitu Tanjung Pinang.

Pasalnya,kata Dirjen, kota Batam merupakan sebuah kota industri dan juga kota pariwisata,lokasinya yang berdekatan dengan Malaysia dan Singapura menjadi salah satu faktor penunjang bagi tumbuhnya perekonomian disini.

Oleh karena itu kota ini terasa semakin sesak saja. Untuk itu bersama Badan Pengusahaan (BP) selaku pengelola Batam, Ditjen Perkeretaapian Kemenhub bersiap membangun kereta api jenis monorel.

Penandatanganan MoU pembangunan kereta api-nya sendiri sudah dilaksanakan antara Ditjen Perkeretapian Kemenhub dengan BP Batam,tahun 2012 lalu.

Rencananya, pemerintah akan membangun tiga koridor dengan total panjang lintasan sekitar 60 kilometer dengan prioritas utama yakni jalur kereta api yang menghubungkan Bandara Hang Nadim-Batuampar dan Batam Center-Tanjunguncang.

Tiga koridor ini kata Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwiyatmoko, yakni Batuampar-Batuaji sepanjang 27,55 kilometer, Sekupang-Batam Center 16,48 kilometer dan Batam Kota-Nongsa 16,36 kilometer.

“Tapi prioritas pertama yang akan dibangun adalah jalur kereta api yang menghubungkan Bandara Hang Nadim-Batuampar sepanjang 19,6 kilometer dan Batam Center-Tanjunguncang sepanjang 17,7 kilometer,” ujar dia.

Menurut dia, nilai investasi untuk pembangunan moda transportasi darat yang cepat dan murah ini sekitar Rp 2,4 triliun.

Rencana pembangunan sarana prasarana KA Batam ini, menurutnya, semula diharapkan dapat dinikmati masyarakat atau beroperasi pada tahun 2017 mendatang.

Pemerintah kata dia telah menyusun master plan perkeretaapian Batam ini sejak tahun 2009 lalu dan ditindaklanjuti dengan feasibility study (FS)-nya setahun kemudian. Upaya ini dilanjutkan dengan penyusunan basic design untuk penetapan trase.

Jenis kereta api yang akan dioperasikan meliputi 13 stasiun untuk jalur Batam Center-Batuaji-Tanjunguncang serta 19 stasiun untuk jalur Bandara Hang Nadim-Batuampar.

Untuk jalur Batam Center-Batuaji-Tanjunguncang, stasiun utamanya berada di Mukakuning kemudian Batam Center, Perumnas, Batuaji, Sagulung, Aviari, Putri Hijau, Tembesi, Mukakuning (utama), Batamindo, Panbil, Simpang Kara, Politeknik dan Damri.

Sedangkan stasiun untuk jalur Bandara Hang Nadim-Batuampar yakni bandara, Batubesar, Bandara Mas, Pattimura, Batam Kota, Sukajadi, Sudirman, Simpang Jam, Baloi Permai, Batuselicin, Pasar Jodoh, Lancangkuning, Seraya, Bengkong, Pelita dan Batuampar.(BUN)