(Sidoarjo, 18/5/2010) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan relokasi rel Kereta Api (KA) di dekat kawasan lumpur panas Sidoarjo ke lintas baru, Sidoarjo - Gununggangsir sejauh 26,9 km selesai pada 2012. Hal itu diungkapkan Wamenhub Bambang Susantono di sela kunjungan kerja pada lintas rel KA Tanggulangin - Porong di dekat kawasan lumpur panas Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa. Bambang menjelaskan, proses teknis rute alternatif sekaligus pengganti tersebut saat ini sedang disiapkan dan diharapkan proses pembebasan lahannya dimulai tahun ini dan tahun depan. “Detil disain sudah selesai dan setelah selesai pembebasan lahan tahun ini dan tahun depan, akan dilanjutkan konstruksi dan 2012 diharapkan selesai,” katanya.

Bambang menegaskan, dengan adanya perkembangan kawasan lumpur akhir-akhir ini yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung di kawasan itu, pihaknya memperkirakan akan ada percepatan. “Saya kira akan ada percepatan penyelesaian rute alternatif itu pada 2012,” katanya. Menurut Bambang, percepatan proses pembangunan relokasi KA Rel Porong di dekat lumpur panas Lapindo ini saat ini sedang berjalan. Posisi lokasi rel yang merupakan trase baru, kata Bambang, berada sejauh 8,5 km dari lintas saat ini dan panjang rel sejauh 26,9 km di rute Sidoarjo - Gunung Gangsir.
  
Data Kementerian Perhubungan menyebutkan, lintas baru itu diperkirakan menelan investasi Rp. 750 miliar. “Lintas ini adalah evaluasi dari trase lama yang direncanakan sebelumnya dengan PU dan lain-lain dan berjarak sekitar sekitar 4,5 km dari pusat semburan lumpur,” katanya. Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya bersiap melakukan koordinasi dengan pihak terkait, terutama pemerintah Propinsi Jawa Timur dan pemerintah Kabupaten Sidoarjo, terutama dalam hal pembebasan lahan.
   
Sementara itu, terhadap rel sejauh 600 m yang paling rawan antara lain ditandai dengan ambles setiap waktu, kata Bambang, pihaknya tetap akan mengoperasikan jalur itu secara terbatas. Bahkan, kata Kepala Satuan Kerja Pengembangan Perkeretaapian Jawa Timur Agus Muharram, pihaknya telah meninggikan rel di dekat lumpur, sepanjang 1,2 km sebesar 1,2 m sejak akhir 2008. “Minggu lalu ambles lagi dan telah ditinggikan 30 cm lagi,” kata Agus. Rel yang paling rawan tersebut, tepatnya berada km 33 + 400 sampai dengan 34 + 00 antara Tanggulangin - Porong pada lintas Surabaya - Bangil. Ketika, hujan lebat beberapa lalu dan timbul genangan di kanan - kiri rel, pada bebera titik sempat muncul sejumlah gelembung gas.
  
PT KA Daop VIII Surabaya sendiri ketika itu menetapkan status rel pada darurat II-B yakni, bisa dilalui kereta dengan pembatasan kecepatan maksimal 10 km per jam. “Artinya, sejauh dalam batas-batas keselamatan standar, tetap dioperasikan sesuai kebutuhan,” kata Bambang. Sementara itu, ketika rombongan Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengendarai lori khusus tiga gerbong dari Stasiun Sidoarjo, bau gas metana terasa sebelum lokasi lumpur. Pengunaan lori Stasiun Sidoarjo ditempuh sekitar 15 menit dengan kecepatan rata-rata 10-20 km per jam. (ES)