(Jakarta, 18/2/2013) PT. Melu Bangun Wiweka (MBW), produsen monorel dalam negeri meminta bantuan pemerintah untuk membangun test track atau track ujicoba untuk monorel. Direktur Utama PT. MBW, Kusnan mengatakan, saat ini pihaknya baru memiliki test track sepanjang 50 meter yang berada di Cibitung, Bekasi.

Walaupun belum memiliki test track, Kusnan menganggap monorel buatannya sudah layak untuk ditawarkan kepada pengembang monorel yang berminat.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono mengatakan, Kemenhub sebagai regulator akan melakukan uji kelaikan setiap monorel tanpa kecuali dari semua pemasok, baik dalam maupun luar negeri.

Namun Wamenhub menjelaskan, ada kendala dalam melakukan uji monorel dikarenakan memang belum ada test track monorel yang tersedia saat ini.

“Karena ini teknologi baru (di Indonesia) kita ingin kerjasama dengan berbagai pihak sesegera mungkin. Dari sisi sertifikasi kemenhub siap bekerjasama dengan Kementerian riset dan teknologi, BPPT, dan pihak universitas,” jelas Bambang dalam wawancara dengan Metro TV di tempat pembuatan prototipe monorel PT. MBW di Cibitung, Senin (18/2).

Bambang menambahkan dirinya sedang melakukan pembicaraan dengan lembaga lain antara lain dengan Kemenristek dan BPPT, mengenai penentuan apakah test track monorel ini akan dibuat oleh pemerintah atau diserahkan kepada produsen untuk membangun.

Monorel, lanjut Bambang merupakan salah satu alternatif moda yang bisa menjadi solusi mengatasi kemacetan di Jakarta. Namun begitu Bambang meningatkan agar setiap moda transportasi yang dibangun ini nantinya harus saling terintegrasi.

“Kata kunci dari transpotasi adalah integrasi dan keterpaduan antar moda. Ini (monorel)adalah jalur yang paling baru, tidak ada di mastreplan awal. Kami dari kemenhub ingin ini nantinya terintegrasi, masterplannya seperti apa.  Jadi nanti seperti apa orang yang sehabis naik monorel  dapat berpindah ke busway atau kereta api dan sebagainya,” ungkapnya.

Kusnan mengatakan, monorel merupakan transportasi yang paling logis dikembangkan di Jakarta. Menurutnya, monorel memiliki kelebihan dalam ketepatan waktu atau punctual. Headway perjalanan dari monorel ini dikatakan dapat ditentukan hingga 3 menit sekali.

“fungsi dari public transport lebih tepat karena ketepatan waktunya atau punctual, bukan kecepatannya,” tandasnya. (RDH)