(Jakarta, 23/03/2011) Untuk meningkatkan pelayanan angkutan barang, PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) menambah kapasitas 170 unit kereta terbuka dan tertutup yang akan dipenuhi oleh PT INKA. Selama ini, angkutan barang memberikan kontribusi cukup baik pada penghasilan perusahaan plat merah tersebut.

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Tundjung Inderawan mengemukakan, penambahan kapasitas tersebut merupakan hak PT KAI dan pihaknya memberikan kebebasan sebebas-bebasnya.

Tundjung menyatakan, namun begitu, yang terpenting pihak PT KAI harus memberikan laporan spesifikasi kereta yang akan dipesan melalui Kementerian Perhubungan. “Setelah selesai dan kereta datang, PT KAI juga harus melakukan uji dan mendapatkan sertifikat dari Kemenhub, baru bisa melakukan operasi angkutan barangnya,” jelasnya di Jakarta, Rabu (23/3).

Direktur Komersil PT KAI, Sulistya Wimbo Hardjito mengatakan, dengan bertambahnya jumlah kereta, maka ditargetkan terjadi pertumbuhan volume hingga 15 persen. Sepanjang 2010, tercatat perolehan angkutan barang mampu mengangkut sebanyak 19 juta ton, dengan perolehan pendapatan 1,9 triliun dan laba bersih sebelum pajak sekitar Rp 400 miliar.

Tahun ini, diharapkan PT KAI mampu meningkatkan kapasitas hingga 21, 85 juta ton. “Dengan bertambahnya sarana, maka jumlah angkutan juga akan semakin meningkat yang secara otomatis akan menambah perolehan PT KAI,” jelas Wimbo.

Wimbo juga menambahkan,  per 7 Maret 2011, pihaknya baru saja memulai kontrak pengangkutan sebanyak 1.500 kontainer setiap bulannya dari Suntraco Grup dan KAI Logistik dengan jumlah kontrak sama. Kontrak tersebut akan berlangsung berlangsung selama satu tahun untuk rute Jakarta-Surabaya.

”Ada kontra lain yang masih dinegoisasi, misalnya dengan Wilmar Grup. Kami berharap kontrak bisa terealisasi sejalan bertambahnya sarana KA," imbuh Wimbo.

Selain itu, PT KAI juga tengah memproses hasil tender 2.400 gerbong, yakni 1.200 gerbong PPWC dan 1.200 gerbong KKBW, dengan total nilai Rp 1,3 triliun. Pengumuman pemenang dilakukan April dan ditargetkan kedatangan pertama dari sarana itu sekitar Agustus tahun ini atau bertahap. Dan dalam waktu dekat ini, PT KAI juga akan melelang 144 lokomotif.

Terkait  diberlakukannya tarif industri untuk BBM angkutan KA yang sebelumnya menggunakan tarif subsidi, menurut Wimbo, kini pihaknya juga telah melakukan penyesuaian dengan menerapkan biaya tambahan (surcharge) bagi para pemilik barang.

Surcharge tersebut dikenakan untuk untuk menutupi selisih tarif BBM yang tadinya subsidi Rp 4.500/ liter menjadi industri yang per liternyya Rp 9.500. ditambah lagi dengan adanya pajak PPn 10 persen untuk angkutan KA. (CHAN)