(Jakarta, 29/10/2013) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta seluruh operator penerbangan, khususnya Lion Air yang sering mengalami persoalan terutama terkait dengan keterlambatan terbang (delay) untuk segera memperbaiki pola komunikasi dengan para penumpang. Hal tersebut dilakukan guna mencegah timbulnya konflik yang lebih besar yang mengarah pada anarkisme penumpang yang diluapkan baik terhadap armada maupun para personel yang tengah bertugas di lapangan.
Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay mengungkapkan bahwa saat ini hampir di tiap penerbangan ada 'delay' nya (keterlambatan). Terutama untuk keberangkatan dari bandara internasional Soekarno Hatta, Jakarta.
Dari data yang dihimpun Ditjen Perhubungan Udara, hingga saat ini yang on time performance (OTP) terbaik masih dipegang maskapai plat merah PT Garuda Indonesia sebesar 85%, Lion Air 75% dan secara umum rata-rata OTP sebesar 70%.
"Peristiwa delay Lion Air cukup ramai lantaran dia merupakan maskapai dengan penumpang terbanyak sehingga terdengar lebih heboh," ujar Herry usai peluncuran buku "Pedoman Pelatihan Operasi Penerbangan di Wilayah Pegunungan Tropis" diterbitkan bersama dengan CASA Australia melalui ITSAF (Indonesia Transport Safety) package di Jakarta, Senin (28/10/2013).
Namun lanjut Herry, yang terpenting adalah penanganannya sehingga pengguna jasa mengetahui dengan jelas apa yang terjadi dan penyebab delay-nya. Karena ada beberapa faktor yang bisa mengakibatkan keterlambatan diantaranya cuaca, infrastruktur, navigasi, dan maskapai itu sendiri.
"Namun begitu, kami minta kepada para pengguna jasa agar lebih mengerti dan merespon balik, serta sama-sama mengetahui jangan sampai emosi dan anarkis. Protes ada saluran dan aturannya. Komunikasinya saja yang disampaikan agar lebih bagus," tambah Herry.
Evaluasi menurut Herry juga terus dilakukan pihaknya dengan melibatkan maskapai dan pengelola bandara untuk selanjutnya dicarikan jalan keluar agar permasalahan pemberangkatan atau pendaratan tidak lagi selalu mengalami keterlambatan.
Selain itu menurut Herry pihaknya juga sudah mengurangi rute yang berlebihan salah satunya dari Lion Air. Karena kadang yang terdaftar tidak sama dengan yang dilaksanakan.
"Kami tidak membedakan maskapai satu sama lain, semuanya sama, bagi yang tidak menjalankan permintaan rute selama waktu yang ditentukan maka akan kami cabut kembali ijinnya," ungkap Herry. (CHAN)