(Jakarta, 29/09/2011) Kecelakaan pesawat udara kembali terjadi. Kali ini, pesawat CASA 212-200 milik PT Nusantara Buana Air (NBA) mengalami musibah, di bukit Bahorok, kawasan Bukit Barisan, Sumatera Utara, Kamis (29/9).

Pesawat bernomor registrasi PK-TLF dengan tanggal pembuatan 31 Maret 1989 oleh PT Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) Bandung ini merupakan pesawat perintis  dengan rute Medan-Kutacane.  Pesawat berangkat dari Bandara Polonia Medan pukul 07.28 wib dan di perkirakan akan mendarat di bandara Kutacane pada pukul 08.03 wib.

Namun pesawat dengan konfigurasi 18 tempat duduk yang memiliki jam terbang 11329.30 flight hours dan 13626 flight cycle, kehilangan kontak dengan ATC Medan dan Kutacane beberapa saat setelah terbang. Koordinat terakhir diperkirakan pada posisi 03.23.80 North dan 098.01.21 East, yaitu di sekitar Bukit Bahorok, kawasan Bukti Barisan.

Posisi tersebut juga telah di konfirmasi oleh pesawat maskapai penerbangan Susi Air yang melihat dari atas adanya pesawat pada posisi pada 3.600 feet. ‘’Di lihat dari atas, kondisi pesawat masih utuh. Baik sayap maupun bagian depan dan belakang pesawat masih utuh. Kita berharap penumpang dan crew semuanya selamat,’’ kata Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti di Jakarta, Kamis (29/9).

Berdasarkan manifes dari PT Nusantara Buana Air, crew yang bertugas dalam pesawat tersebut adalah pilot Capt. Famal Ishak dengan Co pilot Budiyono, engineer Nico Matulessi dan FOO (Flight Operation Officer) B Sutopo. Pesawat itu membawa 14 orang penumpang, terdiri dari 10 orang dewasa yaitu Aisyah, Astuti, Dr. Juli Dhaliana, Samsidar Yusni (wanita), Suriadi, Dr Suhelman, Siwa sanbugan, Jefridin, Timau Karsu dan Andi Raylan (pria), 2 orang anak yaitu Tia Apriliani dan Hamimatul Janah, serta 2 orang bayi yaitu Hanif Abdilah dan Ahmad Arief.

Dijelaskan oleh Herry, berdasarkan data Badan Metreologi dan Geofisika (BMG), cuaca di Medan dilaporkan bagus meski sebagian kecil tertutup awan. Ketinggian awan sekitar 520 meter yang artinya cukup rendah.

Tim SAR sudah dikirim, namun hingga sore ini belum sampai ke lokasi kejadian sehingga belum dapat dipastikan mengenai kondisi penumpang dan pesawatnya. Tim investigasi dari Ditjen Perhubungan Udara yang dipimping oleh Direktur Kelayakan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (KKUPPU) Direktorat Perhubungan Udara Kemenhub Diding Sunardi beserta tim dari KNKT akan diberangkatkan.

Tim investigasi ini nantinya akan melakukan penelitian mengenai penyebab kecelakaan apakah karena faktor cuaca atau teknis pesawat.
PT Nusantara Buana Air saat ini memiliki 9 armada, terdiri dari 5 unit CASA 212-200, 1 CASA 212-100, 1 unit Piper Chayene dan 2 unit helikopter MD-500. Adapun pesawat nahas ini memiliki masa berlaku pemeriksaan (C of A) pada 31 Oktober 2011 mendatang dan pada 24 februari 2012 untuk C of R.

Terhadap seringnya kecelakaan pesawat, Herry mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi, serta akan membuat aturan-aturan yang tegas pada aspek keselamatan penerbangan dengan meningkatkan penyelenggaraan training-training terhadap pilot masing-masing maskapai. (PR)