(Jakarta, 21/2/2013) Saat ini kebutuhan pelaut baik nasional maupun internasional masih sangat tinggi. Untuk di dalam negeri saja, jumlah SDM di bidang kepelautan yang ada Indonesia, belum mampu mencukupi kurangnya kebutuhan tenaga pelaut. Sementara Indonesia dituntut untuk turut memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan SDM pelaut dunia.
Untuk itu, lembaga pendidikan kepelautan di Indonesia perlu melakukan langkah-langkah percepatan dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut.
“Untuk memenuhi kebutuhan pelaut, kita perlu memadatkan kurikulum pendidikan dengan melakukan akselerasi atau percepatan untuk kelulusan dari para pelaut, jadi yang tadinya lebih lama dapat kita persingkat. Namun tidak mengabaikan dari segi kualitasnya,” jelas Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono seusai mewisuda 280 Perwira Pelaut tingkat I Nautika dan Teknika di Balai Samudera, Jakarta, Kamis (21/2).
Wamenhub menginstruksian kepada Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDM) agar segera melakukan langkah-langkah konkret dalam rangka mencetak lebih banyak pelaut dengan kualitas SDM yang baik.
“BPSDMP bertanggung jawab untuk menyediakan SDM pelaut khususnya guna mengisi kebutuhan armada nasional dan turut pula berkontribusi terhadap kebutuhan pelaut dunia,” ujarnya.
Bambang menyampaikan dalam upaya meningkatkan kuantitas SDM Pelaut, tidak hanya dengan membangun gedung diklat baru atau memperbaiki fasilitas diklat tapi juga harus memperhatikan kualitas tenaga pengajar/instruktur.
Apalagi sekarang, lanjut Bambang, Indonesia telah menyatakan kesanggupannya untuk mengimplementasikan amandemen dari Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW) Manila 2010, dimana lulusan pelaut Indonesia harus memiliki standard internasional yang mengacu pada STCW Manila tersebut.
Dari data yang ada, saat ini industri transportasi laut kekurangan kurang lebih 89.600 tenaga pelaut. Sedangkan di Indonesia sendiri saat ini kekurangan lebih dari 18000 tenaga pelaut tingkat perwira dan kekurangan sekitar 25000 tenaga pelaut tingkat rating. Jadi secara total Indonesia masih membutuhkan sekitar 43000 tenaga pelaut. Menurut Bambang, seiring pertumbuhan armada nasional yang terus meningkat, pihaknya dituntut untuk dapat segera mengisinya.
“Untuk itu kita memerlukan program pendidikan yang dapat menghasilkan pelaut tidak hanya kuantitas tapi juga kualitas,” tandas Bambang. (RDH)