JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan jumlah penumpang angkutan udara selama periode mudik Lebaran 2015 mencapai 6,3 juta penumpang atau naik sekitar 56% dari realisasi 2014 yang berkisar 4,04 juta penumpang. Direktur Angkutan Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Muhammad Alwi mengatakan, peningkatan jumlah penumpang angkutan udara pada Lebaran 2015, salah satu penyebabnya adalah musim mudik kali ini lebih lama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini, pemerintah menetapkan musim mudik selama 26 hari, sementara tahun 2014 hanya 16 hari.

"Kami memperkirakan jumlah penumpang pada Lebaran tahun ini meningkat. Penumpang domestik diperkirakan mencapai 5,4 juta penumpang. Sedangkan penumpang luar negeri mencapai 800.000 orang," kata Alwi saat mendampingi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dalam meresmikan Pusat Koordinasi Monitoring Angkutan Lebaran di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (2/7).

Menurut Alwi, pihaknya bersama stakeholder terkait, termasuk operator pesawat udara dan bandar udara pun akan menambah kapasitas angkutan Lebaran 2015 menjadi sebanyak 7 juta kursi dengan rincian ada 280.786 kursi per hari. Angka tersebut meningkat signifikan, yakni 60% dari realisasi kapasitas 2014 sebesar 4,39 juta kursi. Alwi mengatakan, untuk mengakomodasi semua penumpang pada Lebaran 2015, pemerintah sudah merealisasikan 12% pengajuan extra flights dari semua maskapai, dari angka yang diajukan sekitar 20% dari jumlah penerbangan yang dimiliki semua operator penerbangan itu. Adapun maskapai-maskapai tersebut antara lain Sriwijaya Air, Citilink, Nam Air, Kalstar Aviation, Indonesia AirAsia, Garuda Indonesia, Batik Air, dan Lion Air.

Selain itu, ada lima perusahaan asing yakni Singapore Airlnes, Jetstar Asia Airways, Silk Air, Qantas Airways, dan China Airline. "Itu termasuk Garuda yang memiliki penerbangann ke luar negeri," ujar Alwi. Dia juga mengungkapkan, kecuali extra flights, pihaknya juga menyiapkan sejumlah strategi lain guna meningkatkan kapasitas angkutan udara selama Lebaran 2015, yakni dengan menghimbau semua maskapai menggunakan pesawat berkapasitas lebih besar dan menyiapkan agar jam operasional delapan bandar udara menjadi 24 jam penuh.

"Delapan bandara yang dimaksud adalah Soekarno Hatta (Tangerang), Juanda (Surabaya), Sultan Hasanuddin (Makassar), Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS)) Sepinggan (Balikpapan), Kualanamu (Medan), Sentani (Jayapura), Ngurah Rai (Denpasar), dan Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II (Palembang)," ujar Alwi.

Tetapi, dia menambahkan, pihaknya lebih memprioritaskan agar maskapai mengganti armadanya dengan kapasitas yang lebih besar lantaran untuk mengubah jam operasional bandara menjadi 24 jam itu, operator bandara pun perlu menambah biaya operasionalnya. "Mengoperasikan bandara menjadi 24 jam itu diperkirakan pembiayaan mencapai Rp 1 miliar. Hal itu karena butuh tambah tenaga listik dan sumber daya manusia (SDM).

Itu penting kami memikirkan ketersediaan SDM karena dengan 24 jam itu jadi ada tiga shifts, yang di daerah bagaimana, cukup tidak?" imbuh dia. Selain itu, Alwi menuturkan, menghadapi musim mudik Lebaran 2015, pihaknya juga sudah melakukan ramp check kepada semua maskapai yang terlibat.

Saat ini, hasil dari inspeksi tersebut tengah dievaluasi. Namun, kata dia, semua maskapai tersebut hampir seluruhnya siap menjalankan prosesi musim mudik Lebaran. "Pada umumnya, sektor perhubungan udara siap untuk menyongsong angkutan lebaran kali ini," jelasnya. (BUN)