JAKARTA - Permasalahan pembebasan lahan menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam proses pembangunan proyek double double track (DDT) dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Cikarang. Hal ini dikatakan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan saat meninjau progres pembangunan proyek DDT di Stasiun Bekasi, Jawa Barat didampingi Direktur Jenderal Perkeretaapian Hermanto Dwiatomoko dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Edi Sukmoro.

“Tantangan menurut saya paling makan waktu itu pengadaan lahannya”, kata Jonan

Jonan mengatakan saat ini sebagian besar lahan proyek DDT telah dibebaskan akan tetapi masih terdapat beberapa titik yang belum dibebaskan, “Masih ada lahan yang belum dibebaskan antara Stasiun Bekasi –ke Stasiun Cikarang”, ungkap Jonan.

Pembangunan prasarana perkeretaapian dari Stasiun Bekasi–Stasiun Cikarang sejauh 17 kilometer ini sebagai tindak lanjut rencana pengoperasian kereta Commuter Line sampai dengan dengan Stasiun Cikarang dengan melewati beberapa stasiun seperti Stasiun Bekasi Timur, Stasiun Tambun, Stasiun Cibitung, dan berakhir di Stasiun Cikarang.

Selain permasalahan lahan di sebelah utara Stasiun Cikarang yang belum dapat dibebaskan, pada titik antara Stasiun Bekasi–Stasiun Cikarang terdapat permasalahan lainnya seperti masih terdapatnya penyimpanan batubara di Stasiun Bekasi dan terdapat bangunan bersejarah di Stasiun Tambun yang menghambat pembangunan proyek DDT.

Dengan adanya beberapa kendala tersebut Jonan berharap dapat segera diselesaikan.

“Diharapkan bisa selesai karena ini untuk manfaat bersama”, kata Jonan.

Tujuan utama pembangunan proyek DDT yang ditargetkan selesai awal tahun 2018 ini adalah agar perjalanan kereta CommuterLine menjadiindependent,tidak menghambat perjalanan kereta api jarak jauh. (GAT)