(Bali, 23/4/2013) Penerapan bahan bakar gas (BBG) untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) hingga saat ini belum maksimal. Hal tersebut lantaran terganjal kesiapan infrastruktur terutama di daerah-daerah. Infrastrukur yang belum menyeluruh adalah kesiapan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).
"Tahun depan kita harapkan rencana pengalihan tersebut dapat terealisasikan, karena hal ini sudah kita canangkan sejak 2007 lalu," ujar Menteri Perhubungan EE. Mangindaan di Nusa Dua, Bali, Selasa (23/4).
"Pada rapat kami terakhir bersama presiden diputuskan kalau pada 2014 mendatang untuk pulau Jawa akan menyediakan infrastuktur untuk BBG berupa SPBG dan konferternya serta sistem pengalihan dari BBM ke BBG. Kita utamakan adalah angkutan umum setelah itu baru kendaraan pribadi," urai Menhub.
Untuk penyaluran gas ke SPBG nantinya menurut Menhub akan didistribusikan langsung melalui pipa-pipa dari pusat gas.
Menhub juga berharap converter-nya tidak diambil dari luar negeri, karena untuk memproduksinya tidak sulit namun belum terbiasa saja lantaran belum mengunakannya secara massal.
"Apabila kita telah mulai menggunakan BBG maka bengkel juga akan bermunculan yang akan menyediakan tersebut dan akan ada lapangan kerja baru dengan sendirinya," imbuh Menhub.
Bahkan, menurut Menhub, belum lama ini pihaknya bersama Menteri Perindustrian dalam rangka mencari cara bagaimana agar semua dealer kendaraan menyediakan converter termasuk bengkel bagi kendaraan yang mengunakan gas. (CHAN)