(Jakarta, 22/1/2013) Saat ini waktu tunggu (Dwelling Time) bongkar muat kontainer mulai dari kapal hingga siap dikirim masih membutuhkan waktu paling tidak tujuh hari. Untuk itu Pemerintah berupaya untuk menekan Dwelling Time di Pelabuhan hingga menjadi 3-4 hari.
“Dwelling time di pelabuhan Priok masih terlalu lama yakni rata-rata 6-7 hari. Mestinya idealnya mampu di tekan hingga di bawah 4 hari. Dan ini mesti ada kemauan kuat dari seluruh unsur terkait di pelabuhan,"ujarnya saat melakukan kunjungan ke Pelabuhan Tanjung Priok bersama beberapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid 2, ke Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (21/1/2013).
Ikut hadir dalam acara ini, Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri Perdagangan Gita Wiryawan, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Pertanian Suswono dan wakil Kepala Bapennas Lukita Dinarsyah Tuwo.
Menurut Hatta diharapkan dengan ditekannya waktu bongkar muat di pelabuhan dapat mempercepat waktu bongkar muat dan pada akhirnya diharapkan dapat menurunkan beban logistik nasional dari 14,08% menjadi 10%.
Pada kesempatan itu, juga dilakukan peresmian implementasi Auto Gate System di Jakarta International Container Terminal (JICT) oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan. Implementasi auto gate system di JICT sangat membantu percepatan keluar masuk barang di terminal peti kemas yang juga memberikan efisiensi.
Menteri Perhubungan, EE Mangindaan mengatakan biaya logistik di pelabuhan mesti segera di tekan untuk memberikan daya saing di dalam negeri. Menurutnya Penyelesaian Pelabauhan Kalibaru akan dapat membantu menurunkan biaya Logistik dan meningkatkan Logistic Performance Index Indonesia.
"Termasuk juga soal penetapan tarif jasa kepelabuhanan termasuk di Priok harus di komunikasikan dan dihitung masak-masak agar ada tarif ideal sebelum di berlakukan. Tarif ideal tersebut bergantung dari kondisi pelabuhan serta sarana dan prasarananya dan bagimana penerapan National single Window (NSW) " ujarnya.
Saat ini, angka Logistic Performance Index Indonesia masih berada di posisi 59, naik dari 2010 lalu yang di peringkat 75, sedangkan negara tetangga Malaysia dan Thailand masing-masing berada pada peringkat 29 dan 38. (RDH)