JAKARTA - Kementerian Perhubungan dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian menyerahkan uang ganti rugi kepada masyarakat yang terkena dampak pembangunan rel kereta api jalur Makasar–Parepare khususnya di Kabupaten Barru Sulawesi Selatan. Adapun dana yang diserahkan mencapai Rp 49 miliar dari Rp 100 miliar yang dialokasikan.
Penyerahan dilakukan Dirjen Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo di Pendopo Kabupaten Barru, akhir pekan lalu. Ikut hadir dalam penyerahan dana tahap pertama tersebut Bupati Barru, H Andi Idris Syukur, serta beberapa pejabat Provinsi Sulsel.
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko yang ditemui saat Sidak Menhub ke Cirebon Minggu malam(28/6) mengatakan, pembebasan lahan dalam rangka pembangunan jalur KA di Sulsel ini berjalan lancar sesuai rencana dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat.
Disebutkan bahwa dari 899 pemilik lahan yang dilalui rel kereta api sepanjang 30 Km tersebut, 491 orang diantaranya sudah dituntaskan dengan nilai Rp 49 miliar. Total lahan yang terdapat di 15 desa dan kelurahan tersebut seluas 120 Ha.
Menurut Dirjen, pembebasan lahan pembangunan kereta api Makassar-Parepare, bukan lagi ganti rugi, tapi ganti untung, karena harga diatas harga rata-rata. Menurutnya, pembebasan lahan kereta api sepanjang 30 Km sudah tidak ada masalah.
"Pembebasannya sudah tuntas, tidak ada masalah, (kemarin) kita bayarkan," ungkapnya.
Dirjen menambahkan bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran melalui APBN-APBNP sebesar Rp 1 triliun tahun ini. Jika tidak tuntas, maka anggaran dikembalikan.
"Jadi kami berharap pemerintah daerah segera menyelesaikan pembebasan lahan, berapa pun nilainya kita akan bayarkan karena memang anggarannya sudah kami siapkan," ungkapnya.
Jalur kereta api Makassar-Parepare ini lanjutnya, adalah merupakan jalur trans Sulawesi Makassar-Manado.Hermanto menambahkan, jalur kereta api Makassar-Parepare tiga tahun ke depan sudah bisa dioperasikan dan saat ini konstruksi sudah dalam tahap proses tender. Ia pun berharap agar ada anak-anak dikirim untuk peningkatan SDM terkait perkeretaapian, kalau bisa putra daerah, itu lebih bagus.
Dirjen menambahkan, ini adalah sejarah baru bagi Indonesia, sebab sudah 61 tahun direncanakan, namun baru pada hari ini terbukti dan segera dilihat jalur kereta api.
"Tidak ada negara maju tanpa adanya kereta api, China maju karena kereta api, Amerika maju karena kereta api," ujarnya. (BUN)