(Jakarta, 12/4/2013)  Tertundanya operasionalisasi Bandar Udara Internasional Kualanamu karena belum siapnya aksesibilitas menuju bandara, tidak berdampak pada kelanjutan proses pembangunan fasilitas pelengkap (sektor privat) bandara tersebut. Redaksi www.dephub.go.id yang berkunjung kelokasi Bandara Kualanamu awal pekan lalu ( 9/4/2013) melihat langsung proses penyelesaian pembangunan berbagai fasilitas sektor privat terus berjalan seperti, gedung administrasi, gedung perkantoran kargo, gedung peralatan, masjid dan stasiun kereta api.

Gedung terminal penumpang yang juga merupakan bagian dari sektor privat sebetulnya hampir selesai secara keseluruhan.Namun mengingat penundaan operasional bandara, berbagai peralatan yang seharusnya ada pada terminal tersebut seperti peralatan check in, peralatan security bandara, fasilitas tunggu tidak dipasang.“ Terminal penumpang pada prinsipnya sudah siap, semua peralatan pendukung sudah tersedia tinggal dipasang saja saat beroperasi nanti,” kata Deddy Lumbantoruan Kasie Teknik Elektronika PT Angkasa Pura II Cab. Polonia Medan, yang ditemui di lapangan.

Sementara itu fasilitas sektor publik yang meliputilandasan pacu (run way), taxiway, apron, fasilitas navigasi, stasiun pemadam kebakaran, stasiun radar, stasiun kelistrikan semuanya sudah selesai. Pembangunan sektor publik sepenuhnya didanai APBN Kementerian Perhubungan dengan total nilai sekitar Rp. 3,4trilyun, yang dialokasikan secara bertahap sejak tahun 2007. Untuk pembiayaan sektor privat merupakan investasi dari PT (Persero) Angkasa Pura II selaku operator, yang sampai dengan tahun 2013 telah mengalokasikan dana sebesar lebih kurang Rp. 1,3trilyun.

Termasuk yang menjadi bagian pembiayaan oleh PT (Persero) AngkasaPura II ini adalah stasiun kereta api, sehingga nantinya Bandar Udara Kualanamu merupakan yang bandara pertama yang dibangun sekaligus dilengkapi dengan akses transportasi keretaapi. Saat ini progress pembangunan stasiun kereta api mencapai sekitar 75-80 %, dengan pekerjaan yang masih harus diselesaikan meliputi atap dan finishing. Stasiun ini nantinya akan menghubungkan Bandara Kualanamu dengan Stasiun Besar Medan dengan lintasan rel sepanjang 29 kilometer.

Sejauh ini pembangunan lintasan rel telah selesai, sedangkan untuk sarana yang nantinya akan dioperasikan oleh PT Railink, masih dalam proses pengadaan. Untuk sementara ini lintasan rel masih dalam kondisi single rack (lintasan tunggal) dimana kedepannya tidak menutup kemungkinan untuk dikembangkan menjadi double track.(BRD)