JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, tidak memberikan izin pembangunan bandar udara (bandara) Lebak, Banten karena dari aspek operasi tidak memenuhi aspek keselamatan penerbangan.

Direktur Bandar Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso menjelaskan, Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Suprasetyo telah menerbitkan surat penolakan pembangunan Bandara Lebak No.AU 101/3/15/DRJU.DBU.2015 tanggal 13 November 2015.

"Dari aspek keselamatan, operasional Bandara Lebak tidak bisa terpenuhi," tegas Agus di Jakarta, Senin (16/11).

Ia memaparkan, pembangunan bandara harus memenuhi ruang udara untuk digunakan operasional penerbangan. Sementara di sekitar Bandara Lebak telah ada beberapa bandara seperti Bandara Soekarno - Hatta, Bandara Rumpin, Bandara Halim Perdanakusuma dan Bandara Budiarto yang ruang udaranya juga mencakup Bandara Lebak.

"Rekomendasi dari konsultan PT Maja Raya Indah Semesta (MRIS) untuk membangun Bandara Lebak memotong ruang udara Bandara Budiarto yang merupakan tempat latihan terbang siswa Sekolah Tinggi Ilmu Penerbangan (STIP) Curug," jelas Agus.

Baca juga : Agar Bisa Beroperasi, Bandara Lebak Harus Penuhi Aspek Keselamatan Dan Kelayakan

Hal yang sama juga dikemukakan Direktor Operasi AirNav Indonesia Wisnu Daryono.

"Dari aspek operasi akan terjadi perpotongan ruang udara dengan Bandara Budiarto, sehingga keselamatan penerbangan sangat riskan," jelas Wisnu Daryono.

Menanggapi keputusan tersebut, pihak Lion Group menyatakan menghormati dan menerima keputusan tersebut. "Saya hormati keputusan Kementerian Perhubungan yang tidak mengizinkan pembangunan Bandara Lebak," jelas Rusdi Kirana pemilik Lion Group.

Ia menjelaskan, dalam membangun Bandara Lebak, pihaknya tidak menginginkan adanya penutupan Bandara Budiarto Curug, tetapi hanya menginginkan kerjasama memanfaatkan ruang udara. "Kami inginkan pemanfaatan bersama ruang udara dengan Bandara Budiarto," jelas dia.

Ia menegaskan, tidak akan mengalihkan investasinya untuk membangun Bandara di Karawang Jawa Barat. "Tanah di Karawang merupakan area pertanian, sehingga jika dibangun bandara akan terjadi pengurangan produksi pertanian," papar Rusdi. (SNO)