JAKARTA - Pembangunan Bandara Ibu Kota Nusantara (IKN) harus sudah selesai dan siap diujicobakan sebagai infrastruktur penunjang transportasi udara yang bakal diandalkan untuk melayani mobilitas orang ke dan dari IKN dalam mempersiapkan/hadir untuk memperingati HUT RI ke-79, pada 17 Agustus 2024, di Penajam, Passer Utara, Kalimatan Timur.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sudah berulangkali datang mengecek progres pembangunan Bandara IKN, terakhir pekan silam (23/4). Menhub menilai progres pembangunan Bandara IKN berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
“Saya optimis pembangunan Bandara IKN akan sesuai target dan dapat diujicobakan pada bulan Juli mendatang,” kata Menhub.
Menhub sempat mengecek sejumlah titik di lokasi pembangunan Bandara IKN, salah satunya jalur lintasan pesawat. “Saya melihat pengerjaan soil improvement - perbaikan dan pemadatan tanah bakal lintasan runway. Pengerjaannya sudah bagus,” ungkapnya.
Menhub mengakui pembangunan Bandara IKN dikerjakan dengan sangat serius. Para pekerja lapangan bekerja secara intensif untuk memenuhi target agar proyek selesai tepat waktu dan dengan kualitas pekerjaan yang baik serta memenuhi standar bandara internasional.
Menhub juga mengapresiasi para pekerja yang telah menjaga kelestarian alam selama mengerjakan Bandara IKN. “Saya senang karena pengerjaan bandara ini mengikuti kosep IKN sebagai green city yang mempertahankan kehijauan alam sesuai instruksi dari Pak Presiden,” ungkap Menhub.
Selain peduli etika lingkungan, pembangunan Bandara IKN akan mengusung konsep Aerotropolis - kota yang cerdas dan terintegrasi dengan sarana transportasi modern, seperti kereta bandara, MRT, dan LRT dan bus feeder shuttle autonomous (tanpa awak), selanjutnya dengan berjalan kaki dan bersepeda sehingga semua sudut kota dengan tarif yang terjangkau, yang meniru konsep pembangunan Smart City Shenzhen salah satu kawasan ekonomi khusus di China.
Terkait progres pekerjaan fisik Bandara IKN sampai dengan minggu ke-19, Dirjen Perhubungan Udara Maria Kristi menjelaskan bahwa pihaknya telah menyelesaikan beberapa aspek pekerjaan, antara lain pekerjaan pilecap, kolom, dan instalasi pipa plumbing Terminal VIP, pekerjaan bored pile, pilecap, kolom, dan instalasi pipa plumbing Terminal VVIP, pekerjaan pancang dan erection TC di Gedung ATC, pekerjaan minipile dan pilecap Gedung Peribadatan, pekerjaan minipile di Gedung Bengkel dan lab karantina, serta pekerjaan cut & fill di jalan akses utama, embung, dan jalan perimeter barat.
Selanjutnya, rencana pekerjaan pada minggu ke-20 akan dilakukan pekerjaan lanjutan bored pile, pilecap, dan plat lantai area Terminal VVIP, pekerjaan berikutnya bored pile, pilecap, dan plat lantai di Gedung Terminal VIP, pekerjaan lanjutan pondasi pancang dan pilecap di Gedung ATC, serta pekerjaan lanjutan cut & fill.
Mengingat waktu yang mendesak, Kristi menyatakan perlu mempercepat proses pembangunan Bandara IKN. Kristi mengatakan pihak kontraktor telah menambah tenaga kerja dari 367 orang menjadi 458 orang pada bulan April lalu. Selanjutnya untuk mempermudah akses logistik, Kristi berharap agar jalan akses utama bisa selesai pada awal Mei 2024 mendatang.
Bandara IKN tercatat memiliki luas area terminal 7.350 m2 ditambah luas area bandara 347 ha. Konsep desain terminal bandara ini akan memadukan unsur kearifan lokal yang menonjolkan budaya Kalimantan dan berorientasi ramah lingkungan. Dengan runway sepanjang 3.000 meter dan lebar 45 meter, Bandara IKN dapat didarati oleh pesawat berbadan besar, seperti tipe Boeing 777-3000ER dan Airbus A380.
Selain peresmian Bandara IKN, Kristi mengungkapkan setidaknya ada sekitar 17 proyek prioritas bandara yang akan diresmikan oleh Presiden Jokowi sebelum berakhirnya era Kabinet Indonesia Maju II pada Oktober tahun 2024.
Bandara tersebut terdiri atas 10 bandara baru dan 9 bandara eksisting atau hanya penambahan/perbaikan terminal baru. Data tersebut berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) hingga 2024.
Khusus proyeksi pagu anggaran Ditjen Perhubungan Udara pada 2023 menargetkan ada 6 bandara baru yang akan dibangun dengan total anggaran senilai Rp1,13 triliun. Bandara tersebut adalah Bandara Banggali Laut, Bandara Pahuwanto, Bandara Bolmong, Bandara Sobaham, Bandara Singkawang, Bandara Mandailing Natal.
Penetapan 17 Bandara Internasional untuk Dorong Penguatan Bisnis Penerbangan Nasional Setelah Pandemi
Selain itu, Kementerian Perhubungan telah menetapkan 17 bandara udara internasional di Indonesia, sesuai Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2024 dengan tujuan untuk meningkatkan gairah sektor pariwisata dan mendorong sektor penerbangan nasional serta melindungi penerbangan internasional setelah pandemi.
Adapun ke-17 bandara internasional yang telah ditetapkan yaitu:
1. Bandara Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar – Aceh;
2. Bandara Kualanamu di Deli Serdang -Sumatera Utara;
3. Bandara Minangkabau di Padang Pariaman - Sumatera Barat;
4. Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pakanbaru – Riau;
5. Bandara Bandara Hang Nadim – Banten;
6. Bandara Soekarno Hatta di Tangerang – Banten;
7. Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur – DKI Jakarta;
8. Bandara Kertajati di Majalengka – Jawa Barat;
9. Bandara Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta;
10. Bandara Juanda di Sidoarjo – Jawa Timur;
11. Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bandung – Bali;
12. Bandara Zainuddin Abdul Madjid di Lombok Tengah – Nusa Tenggara Barat;
13. Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Balikpapan – Kalimantan Timur;
14. Bandara Sultan Hasanuddin – Sulawesi Selatan;
15. Bandara Sam Ratulangi di Manado – Sulawesi Utara;
16. Bandara Sentani di Jayapura – Papua; dan
17. Bandara Komodo di Labuan Badjo – Nusa Tenggara Timur.
Kendati telah ditetapkan 17 bandara internasional, namun bandara-bandara domestik juga boleh melayani penerbangan luar negeri untuk kegiatan kenegaraan, kegiatan atau acara yang bersifat internasional, embarkasi dan debarkasi haji, menunjang pertumbuhan ekonomi nasional seperti industri pariwisata dan perdagangan, serta penanganan bencana.
Mengacu Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 Tahun 2024, selain ke-17 bandara udara Internasional tersebut, Menhub Budi Karya mengatakan ada beberapa bandara yang pembangunannya memenuhi standar bandara internasional yang akan diresmikan presiden sebelum kabinet kerja II berakhir tahun 2024, yakni Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur.
“Setelah kami finalkan kalibrasi asesmen security dan safety, kami akan berikan rekomendasi,” ujar Menhub. Selanjutnya, dengan rekomendasi itu, swasta dapat membuka penerbangan kemana saja.
Menhub mengatakan seyogyanya peresmian itu akan dilaksanakan sekitar triwulan pertama tahun 2024, setelah memiliki jadwal dari maskapai dengan mengangkut sejumlah penumpang yang dibawa (dari/ke) melalui Bandara Dhoho.
Pada pelaksanaannya, Bandara Dhoho resmi beroperasi baru pada awal April lalu (5/4). Maskapai Citilink jadi maskapai penerbangan perdana yang mendarat di bandara tersebut. Penerbangan perdana ini menawarkan rute Jakarta-Kediri-Jakarta – dengan jadwal penerbangan/frekuensi dua kali seminggun dengan menggunakan pesawat tipe A320 CEO untuk kapasitas 180 penumpang.
PT Surya Dhoho Investama (SDhI), anak perusahaan dari PT Gudang Garam Tbk, menegaskan bahwa penerbangan perdana ini menjadi tonggak bersejarah dalam pengembangan konektivitas udara dan pertumbuhan ekonomi di wilayah Jawa Timur bagian selatan, khususnya di Kabupaten Kediri dan sekitarnya.
Presiden Direktur SDhI Istata T Siddharta mengatakan SDhI mempersembahkan Bandar Udara Dhoho ini sebagai A Gift to the Nation, “Pembangunan Bandar Udara Dhoho adalah sebuah infrastruktur sebagai kontribusi nyata dari SDhI dalam pembangunan dan kemajuan ekonomi Indonesia serta membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat untuk terhubung ke berbagai daerah di Jawa Timur bagian selatan," ujarnya, seperti dikutip di berbagai media.
Bandara Dhoho Kediri dibangun dengan standar internasional, dengan landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter – sesuai standar bandara internasional. Terminal penumpang dirancang untuk menampung hingga 1,5 juta penumpang setiap tahunnya pada tahap awal dan tahap berikutnya akan mampu menampung hingga 10 juta penumpang per tahunnya pada tahap akhir. Bandara ini akan dikelola PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I. Saat ini pihak SDhI tinggal menunggu penetapan hari H sembari mempersiapkan peresmian Bandara Dhoho oleh Presiden Jokowi,
Partisipasi dan Kolaborasi Masyarakat Makin Kuat
Selain Bandara Dhoho, ada bandara lain yang dibangun dengan partisipasi swasta yakni Bandara Singkawang, Kalimantan Barat – yang pembangunannya memenuhi standar bandara internasional, yang telah diresmikan oleh Presiden Jokowi pada akhir Maret lalu (20/3).
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan apresiasi atas partisipasi pembangunan infrastruktur yang mengunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) sekaligus corporate social responsibility (CSR) dari sektor swasta ini.
“Bandara Singkawang ini dibangun dengan skema KPBU dan juga bantuan CSR dari para pengusaha sukses asal Singkawang sebesar Rp 155 miliar dari APBN Rp272 miliar,” kata Presiden saat peresmian.
Jokowi pun mendorong agar skema ini dapat diterapkan untuk pembangunan infrastruktur transportasi di daerah-daerah lain, sehingga dapat mempercepat upaya pengembangan potensi yang ada di berbagai wilayah di tanah air.
“Kalau pola ini bisa dilakukan di banyak bandara atau di banyak pelabuhan di berbagai daerah, hal ini dapat mempercepat pembangunan infrastruktur di tanah air kita,” pesan Presiden.
Artinya, kata Jokowi lagi, orang-orang yang berasal dari kota/kabupaten/proviinsi itu, mereka ikut berpartisipasi terhadap daerahnya masing-masing.
”Sekali lagi, untuk para pengusaha di daerah saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya,” ucap Presiden.
Keberadaan bandara ini, Jokowi berharap, akan mempercepat mobilitas orang dan barang sekaligus menumbuhkan sentra perekonomian baru di Singkawang dan sekitarnya. “Kita harapkan nanti akan muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru di Kota Singkawang,” imbuhnya.
Secara khusus, Presiden meminta Menhub untuk mendorong pembukaan rute penerbangan ke Singkawang. “Kalau bandaranya sudah siap, airport-nya sudah siap, Pak Menhub segera disiapkan juga pesawat maskapai yang terbang ke Singkawang, asal yang penumpangnya juga penuh,” pungkasnya.
Bandara Singkawang dibangun melalui skema KPBU dengan CSR dari para pengusaha lokal Singkawang. Sedikitnya, ada delapan pengusaha lokal yang berinvestasi pada pembangunan infrastruktur transportasi udara ini.
Bandara Singkawang dibangun sejak tahun 2019 hingga 2023 dan beroperasi pada tahun 2024. Bandara ini memiliki landasan pacu (runway) sepanjang 1.400 meter x 30 meter, taxiway 200 meter x 18 meter, apron 100 meter x 50 meter, dan terminal kargo seluas 312 meter persegi yang dibangun menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Sementara, gedung terminal penumpang seluas 8.000 meter persegi dan perpanjangan runway menjadi 2.000 meter dibangun menggunakan dana CSR. Dengan runway sepanjang 2.000 meter ini, Bandara Singkawang dapat didarati pesawat jenis Airbus A320.
Untuk memenuhi himbauan Presiden Jokowi agar menyiapkan rute penerbangan dalam upaya meningkatkan aktivitas transportasi udara melalui bandara baru, tidak hanya pihak pemerintah dan maskapai tetapi stakeholder terkait layanan penerbangan di daerah harus ikut berpartisipasi mempromosikan dan memanfaatkan layanan jalur penerbangan di bandara baru tersebut. (AS/IS/RY/ME)