JAKARTA -
Wacana PT Kereta Api Indonesia dan PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) selaku
operator untuk meningkatkan operasional Kereta Rel Listrik (KRL) menjadi 24 jam
nonstop dinilai tidak efektif.
Menurut Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan,
bila beroperasi selama 24 jam, maka banyak yang harus dipertimbangkan dan
sangat tidak tepat.
"Siapa yang mau naik malam-malam begitu,
KRL terakhir pukul 23.30 setiap malam saya pikir sudah cukup," kata Jonan
di Jakarta, Selasa (31/3/2013).
Menurut Jonan, pada pukul 24.00-05.00 merupakan
waktu perawatan rel KRL, bila dilakukan operasional 24 jam, maka akan menyita
jadwal yang sudah bergulir selama ini.
Menurut Jonan, pengguna jasa di atas pukul
24.00, sangat minim, jadi lebih baik digunakan untuk perawatan rel dan KRL,
untuk meningkatkan keselamatan dan pelayanan kepada pengguna jasa.
Dirjen Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko
menambahkan, bila akan menambah jadwal perjalanan, maka operator harus melapor
dan meminta izin, karena Gapekanya sudah ditetapkan dan diubah setiap tahunnya.
"Yang menentukan Ditjen (Perkeretaapian),
mana yang available dan urgent," kata. Hermanto. (CHA)