(Jakarta, 13/2/2013) Karena waktu pelaksanaan yang cukup mendesak, sebagai langkah awal penyiapan angkutan khusus ternak, maka kapal laut yang ada akan dimodifikasi agar nyaman dan aman bagi ternak yang akan diangkut dengan kapasitas yang memadai. Demikian disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Leon Muhamad di sela-sela acara Rapat Kerja Ditjen Perhubungan Laut 2013 di Jakarta, Rabu (13/2).
“Begitu juga dengan dermaga dan terminalnya, namun hingga saat ini belum diputuskan apakah akan dibangun dermaga khusus ternak atau tidak. Kemungkinan akan dilakukan modifikasi saja terhadap terminal agar sesuai untuk angkutan ternak,” imbuh Leon.
Menurut Leon, sebenarnya angkutan ternak sudah ada sejak dulu namun diangkut secara tradisional dengan kapal-kapal perintis dengan kapasitas yang terbatas.“Seiring melonjaknya harga daging di pasaran, maka perlu dilakukan perubahan angkut,” ujarnya.
Terlebih lagi, lanjut Leon menggunakan kapal perintis sangat rawan dengan kecelakaan dan tidak terlindungi dari perubahan cuaca hingga sempat terjadi salah satu kapal perintis pembawa ternak tenggelam.
Sampai saat ini, dirinya juga belum bisa memastikan berapa jumlah kapal yang akan dioperasikan untuk angkutan ternak karena akan disesuaikan dengan kebutuhan hasil laporan dari Kementerian Pertanian melalui Ditjen Peternakan.
Seperti diketahui, program ini merupakan kerjasama antara Kementerian Perhubungan dengan Kementerian Pertanian khususnya antara Direktorat Jendral Perhubungan Laut dengan Direktorat Jenderal Peternakan yang ke depannya akan merancang sebuah kapal khusus ternak melalui mekanisme subsidi yang akan dilakukan oleh PT Pelayaran Indonesia (Pelni).
Saat ini pembahasan operator kapal yang akan mengangkut ternak tengah dilakukan pihak Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pertanian untuk menentukan siapa saja yang akan mengoperasikan kapal khusus angkutan hasil peternakan dari dua Pelabuhan yang direncanakan yakni di Lampung dan Nusa Tenggara Timur. (CHAN)