SORONG - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengharapkan, terminal Bandara Domine Eduard Osok, Sorong yang saat ini dalam pembangunan dapat diselesaikan sebelum minggu ke empat bulan Desember 2015, sehingga sudah dapat berfungsi pada saat liburan Natal dan Tahun Baru 2016.

Harapan tersebut disampaikan Menteri Perhubungan saat melakukan peninjauan pembangunan terminal Bandara Domine Eduard Osok, Sorong bersama-sama dengan Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Suprasetyo dan anggota Komisi V DPR-RI, Kamis (19/1).

Setelah terminal baru yang menelan investasi Rp 158 miliar ini selesai, Menhub minta terminal lama yang sifatnya hanya sementara dibongkar dan kemudian difungsikan menjadi lahan parkir. "Kalau sudah tidak dipakai lalu buat apa? Ya dibongkar saja. Lahannya digunakan untuk lahan parkir yang lebih bermanfaat," ujar Jonan kepada Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Domine Eduard Osok, Paryono.

Bersamaan dengan selesainya pembangunan terminal, Menhub minta Paryono untuk segera membangun pagar yang memisahkan antara ruang udara (air side) dengan ruang darat. Dengan demikian hanya penumpang yang akan terbang yang boleh masuk ke kawasan khusus dan terbatas.

Paryono menyatakan kesanggupannya untuk menyelesaikan pembangunan terminal sebelum Natal sebagaimana yang diminta Menhub. Pihaknya sudah minta kontraktor dengan pengawasan dari konsultan untuk menyelesaikan bangunan berlantai dua dengan luas total 13.718 meter persegi.

Saat ini pembangunan bandara sudah selesai sekitar 80 persen. Kontraktor yang ditunjuk telah menyatakan kesanggupannya untukk menyelesaikan hingga finishing pada pertengahan Desember mendatang. Namun demikian, tentunya hal ini terkait dengan ketersediaan bahan material.

Diluar pembangunan terminal yang dikerjakan oleh kontraktor, ada juga pihak terkait lainnya yang turut serta dalam proyek ini yang bertugas menyediakan peralatan non fisik terminal, yakni pihak yang menyediakan x-ray, garbarata, lift, conveyor belt dan beberapa item lainnya.

Untuk pengadaan peralatan-peralatan tersebut, Paryono telah melakukan lelang tidak terikat. Hal itu dilakukan karena sifatnya yang urgent. Karena seperti pengadaan untuk dua buah garbarata harusnya mengunakan anggaran tahun 2016, namun Ia tarik ke tahun anggaran 2015. "Semoga pengiriman peralatan yang dibutuhkan tidak terganggu angkutannya," kata pria kelahiran Yogyakarta itu.

Jika pembangunan terminal itu selesai, menurut Paryono, menampung 700 orang calon penumpang. Saat ini jumlah pergerakan pesawat di Bandara Domine Edward Osok setiap harinya antar 40 sampai 70 pesawat. Adapun maskapai yang menerbangi di bandara ini adalah Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Wings Air, Express Air, Susi dan maskapai yang unschedule. (JO)