UNGARAN- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta agar 1.000 BRT (Bus Rapid Transit) yang saat ini sedang dirakit di 7 karoseri termasuk sebanyak 350 unit yang diproduksi di Karoseri Laksana, Ungaran Jawa Tengah diperhatikan kualitasnya agar tidak cepat rusak.
" Saya minta karoseri agar memperhatikan
kualitas bus yang sedang dirakit di sini (CV Laksana). Jangan satu tahun sudah
rusak," pinta Menhub ketika meresmikan perakitan 1.000 bus besar BRT di
CV. Laksana, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/7).
Dari jumlah 1000 bus yang dipesan Kemenhub, proses produksnya dilaksanakan oleh 7 perusahaan karoseri, antara lain yaitu: Karoseri Laksana 350 bus, Karoseri Rahayu Sentosa 200 bus, Karoseri Tentrem 150 bus, Karoseri New Armada 100 bus, Karoseri Trisakti 100 bus, Karoseri Restu Ibu Pusaka 50 bus dan Karoseri Piala Mas 50 Bus.
Ia menambahkan, perakitan 1.000 bus besar BRT yang dimulai dua bulan lalu bisa selesai pada bulan Desember 2015, sehingga pada tri wulan II tahun 2016 sudah bisa dioperasikan. " Selanjutnya, pada tahun 2016 kita mulai rakit 1.000 bus besar dan 2.000 bus sedang," tambah Menhub.
Kepada karoseri perakit BRT, Menhub minta agar
ada standar perakitan yang stara, sehingga perawatannya mudah.
" Tujuh karoseri yang merakit BRT harus
memiliki standar kualitas perakitan yang setara, sehingga perawatannya
mudah," harap Menhub.
BRT yang akan dibagikan kepada kota / kabupaten
tersebut akan dioperasikan oleh PT DAMRI agar kualitas layanan kepada
masyarakat bisa seragam.
Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono dalam laporannya mengatakan, pengembangan dan pengoperasian BRT merupakan implementasi visi dan misi Pemerintah RI 2014-2019 melalui konsep Tri Sakti dan Nawa Cita.
Dalam rangka mewujudkan cita ke - 6 dari Nawa
Cita yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional,
disusunlah agenda prioritas antara lain, membangun transportasi massal di
kawasan perkotaan dengan arah kebijakan mengembangkan sistem angkutan massal
yang modern dan maju dengan orientasi kepada bus maupun rel yang diwujudkan
antara lain melalui pengadaan BRT di 34 kota di Indonesia. (SNO)