Bekasi - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi bersama Kapolri Listyo Sigit Prabowo meninjau Jasa Marga Toll Road Command Center (JMTC) di Jatiasih, Bekasi, Senin (22/12) untuk memantau pergerakan angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).


"Kami mengimbau masyarakat menyiapkan perjalanan sejak awal, mulai dari memilih waktu berangkat hingga memantau informasi lalu lintas terkini, sehingga pergerakan berjalan aman, lancar, dan nyaman," kata Menhub Dudy.

Menhub juga meminta masyarakat memastikan kendaraan laik jalan serta mengemudikan kendaraan dengan memerhatikan waktu istirahat yang cukup. Tujuannya agar hal-hal yang tidak inginkan dapat dihindari.

Dalam kesempatan ini, pemantauan di pusat kendali menunjukkan pergerakan kendaraan di sejumlah koridor tol mulai meningkat. Menhub Dudy mengingatkan peningkatan mobilitas ini berpotensi memicu kepadatan di titik rawan, sehingga keputusan perjalanan yang disiplin dan berbasis informasi menjadi kunci keselamatan.

Kemenhub menilai integrasi data dan komunikasi lintas instansi di command center mempercepat respons di lapangan, mulai dari pengaturan lalu lintas hingga penanganan insiden. JMTC akan menjadi simpul koordinasi yang memungkinkan pemantauan kondisi jalur tol secara nasional melalui jaringan kamera pengawas dan peta digital terintegrasi, sehingga potensi kemacetan atau gangguan dapat terdeteksi lebih dini.

“Kami juga menggunakan teknologi untuk membantu dalam angkutan Nataru ini. Penggunaan drone dan teknologi pemantauan sangat membantu untuk mengantisipasi kejadian di lintasan perjalanan, sehingga kemacetan atau kondisi darurat bisa termonitor lebih awal dan ditangani lebih cepat," sebut Menhub Dudy.

Menhub kembali mengingatkan prinsip “one is too many” yang ditegaskan Kemenhub bahwa dalam angkutan Nataru ini kita harus selalu meminimalisir adanya korban, karena satu korban pun masih terlalu banyak. Untuk itu, sistem yang ada saat ini diusahakan untuk meminimalkan dampak atau resiko di lapangan. Penguatan pengawasan, rekayasa lalu lintas, dan perlindungan pengguna jalan juga terus dilakukan untuk menekan fatalitas.

“Kami telah meminta Direktur Jenderal Perhubungan Darat untuk kembali mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan, khususnya operator bus, agar mengingatkan ulang standar keselamatan di moda darat,” tegas Menhub Dudy.

Dalam peninjauan tersebut, Menhub juga melihat kesiapan perangkat pendukung, termasuk pemantauan udara dan tilang elektronik berbasis drone, serta kendaraan penyelamatan kecelakaan yang dilengkapi peralatan evakuasi. Ketika terjadi kecelakaan, Menhub menegaskan evaluasi bersama akan dilakukan, termasuk peninjauan KNKT untuk memastikan akar masalah terpetakan dan perbaikan prosedur diterapkan.

Untuk menjaga kelancaran arus, skema rekayasa lalu lintas seperti contraflow dan one way disiapkan secara terukur dengan mengutamakan keselamatan pengguna jalan. Menhub juga memutuskan pelarangan operasional truk sumbu tiga di jalan tol selama masa angkutan Nataru setelah evaluasi akhir pekan, agar perjalanan masyarakat tidak terganggu.

Menhub meminta masyarakat mengikuti pembaruan prakiraan cuaca dan potensi bencana dari BMKG serta informasi resmi dari operator transportasi sebelum berangkat. Sejauh ini layanan angkutan umum masih berjalan, dan gangguan cuaca seperti gelombang tinggi di penyeberangan yang sempat terjadi pada akhir pekan dapat dikendalikan tanpa memicu penumpukan penumpang maupun kendaraan.

Menhub juga mengajak masyarakat agar sebelum melakukan perjalanan dapat memastikan kondisi fisik prima, mematuhi batas kecepatan, menggunakan rest area untuk beristirahat, dan mengutamakan keselamatan di atas target tiba cepat.

Turut hadir dalam keguatan ini Direktur Jenderal Perhubungan Darat Aan Suhanan, Direktur Utama Jasa Marga Rivan A Purwanto dan Kepala BNPP (Basarnas) Mohammad Syafii.(RYS/HH/GT/ETD)