PADANG - Direktorat Jenderal Perkeretaapian bersama Pemda Provinsi Sumatera Barat dan operator transportasi akan segera mewujudkan pembangunan jalur kereta api (KA) menuju Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM) yang terletak di Padang Pariaman Provinsi Sumatera Barat. Untuk itu pada Kamis (13/8) dilaksanakan penandatangan perjanjian kerjasama penyelenggaraan perkeretaapian pada jalur KA menuju BIM antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian, PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Pada acara penandatanganan tersebut, turut hadir Direktur Prasarana Perkeretaapian Popik Montanasyah sebagai perwakilan dari Ditjen Perkeretaapian, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, dan sejumlah pejabat pemerintah daerah Sumatera Barat.
Perjanjian kerjasama ini sebagai tindak lanjut dari MoU antara Kementerian Perhubungan dengan 5 (lima) Pemprov se-Sumatera yang meliputi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan dalam rangka percepatan pembangunan jalur KA di Pulau Sumatera (Trans Sumatera Railways).
“Tujuan dilaksanakannya perjanjian ini adalah untuk memperjelas komitmen tugas dan tanggungjawab para pihak dalam mewujudkan integrasi pelayanan transportasi udara dengan KA di BIM”, kata Jumardi Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat.
Pembangunan jalur KA menuju BIM yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2015 ini merupakan perlanjutan jalur KA yang telah ada sebelumnya dari Stasiun Duku–BIM sepanjang 3,9 kilometer dengan menghabiskan dana sebesar ± 127,5 milyar yang bersumber dari APBN.
Selain jalur KA sepanjang 3,9 kilometer, akan dibangun pula satu unit jembatan KA yang melintasi Sungai Batang Anai, dua unit stasiun yaitu Stasiun Duku dan Stasiun BIM yang kemudian akan disambung dengan sebuah skybridge atau jembatan penghubung dari Stasiun KA BIM ke terminal penumpang BIM yang dibangun oleh PT Angkasa Pura II (Persero).
Jumardi juga mengatakan pembangunan jalur KA antara Duku–BIM adalah komitmen Kementerian Perhubungan mewujudkan integrasi pelayanan transportasi udara dengan transportasi KA agar nantinya dapat meningkatkan aksesibilitas masyarakat Sumatera Barat khususnya pengguna jasa angkutan udara dan para pekerja di bandara.
“Harapan kita akhir tahun 2015 bisa selesai, dan kalau itu terjadi di Indonesia kereta api bandara BIM merupakan kereta api bandara kedua setelah Kualanamu di Sumatera Utara”, kata Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno dalam sambutannya.
Direktur Prasarana Perkeretaapian Popik Montanasyah mengatakan ditargetkan proyek kereta dari Stasiun Duku ke BIM selesai pada Desember 2015, “Kita menargetkan Desember itu sudah selesai, jadi 2016 awal sudah jalan dengan kondisi minimum artinya bisa beroperasi”, kata Popik.
Pada proyek pembangunan jalur KA menuju BIM ini masih terdapat pembebasan lahan yang masih belum tuntas, untuk itu Jumardi menjanjikan akan menyelesaikan dalam kurun waktu paling lama satu bulan. “Dengan luas stasiun sekitar 7.000 meter persegi, stasiun BIM mampu menampung kira-kira 1.000 orang penumpang”, kata Jumardi.
Terkait dengan posisi Sumatera Barat yang rentan dengan gempa bumi dan tsunami, Jumardi menambahkan design Stasiun BIM akan menyesuaikan dengan design bangunan di daerah rawan bencana. Dengan dibangunnya kereta ke BIM pada lintasan Stasiun Duku ke Stasiun BIM diharapkan akan memunculkan integrasi moda untuk meningkatkan efisiensi sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat. (GAT)