(Bangka, 31/12/09) Volume penumpang angkutan Natal 2009 dan Tahun Baru 2010 di Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka mengalami kenaikan 10 % dibanding hari biasa. Demikian disampaikan General Manager Angkasa Pura II Cabang Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka T. Said Ridwan Kamis, 31 Desember 2009.

Said menjelaskan, puncak pergerakan penumpang keluar Bandara Depati Amir terjadi pada 24 Desember 2009, dengan jumlah 1.460 orang. Kemudian jumlah penumpang tertinggi yang datang mencapai 1.489 orang pada Rabu, 30 Desember 2009. Sementara pada kondisi normal, pergerakan penumpang datang ke bandara ini hanya berkisar 1.300 penumpang per hari.

Selanjutnya Said menambahkan, jumlah pergerakan datang dan keluar di Bandara Depati Amir per harinya sebanyak 24 – 26 kali dengan jumlah penumpang rata-rata mencapai 2.500 orang. Karena kenaikannya tidak begitu signifikan, tidak ada penambahan penerbangan pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru kali ini. Maskapai penerbangan di bandara ini yang melayani rute Pangkal Pinang - Jakarta  adalah Sriwijaya Air, Batavia Air, Garuda Indonesia, Mandala, dan Lion Air. Selain itu terdapat pula rute Pangkal Pinang – Palembang oleh maskapai Sriwijaya.

Said menjelaskan, memang untuk masa Natal dan Tahun Baru tidak begitu banyak masyarakat yang keluar – masuk Pangkal Pinang. “Mungkin karena ini kota kecil,” katanya. Namun, Said menambahkan, selain pada masa Idul Fitri, volume pergerakan penumpang yang tinggi di Bangka terjadi pada masa perayaan Ceng Beng. Dengan jumlah penduduk etnis Tionghoa yang lebih dari 30 %, tradisi memeringati keluarga dan leluhur yang sudah meninggal ikut mewarnai kebudayaan di Pulau Bangka ini.  “Orang Tionghoa keturunan sini yang ada di Singapura dan negara lain, saat Perayaan Ceng Beng kembali kemari. Pada waktu itu semua pesawat penuh,” kata Said.

Sementara itu mengenai tiket, said menjelaskan, kenaikannya pada masa angkutan Natal dan Tahun Baru tidak begitu tinggi. "Harga tiket tertinggi masih dalam batas tarif batas atas yang ditentukan pemerintah, yaitu Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu. Biasanya sekitar 400 ribu tergantung airline-nya," ujarnya.

Selanjutnya Said menjelaskan, guna memonitor terselenggaranya angkutan natal dan tahun baru, pihaknya mendirikan posko keamanan terpadu yang didirikan hingga 4 Januari 2010. “Posko ini merupakan gabungan dari kantor Kesehatan, Dinas Perhubungan, Kepolisian, serta airlines untuk menjaga kenyamanan dan keamanan penumpang,” ujarnya. (YFA)