(Jakarta, 2/6/2013) Untuk mengamankan alur pelayaran di luar pintu keluar masuk break water sebelah barat Pelabuhan Tanjung Priok, sejak Minggu(2/6) sudah dilakukan pemasangan rambu di sekitar kapal Lintas Bahari Utama yang tenggelam akibat tubrukan dengan KM Lintas Bengkulu Jum’at 21.10.WIB.
Selain itu juga sudah dilakukan pemasangan oil boom untuk mengatasi terjadinya tumpahan minyak dari dalam kapal yang tenggelam. Kegiatan pengamanan lainnya adalah upaya menarik kapal ke lokasi aman dari lalu lintas kapal yang keluar mauk pelabuhan. Namun kegiatan itu akan dilakukan dilakukan setelah ketentuan penarikan kapal terpenuhi.
“Secepatnya penarikan kapal dilakukan. Namun harus sesuai dengan persyaratan keselamatan pelayaran, agar tidak menimbulkan masalah baru,” ungkap Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Bobby R. Mamahit, di Jakarta, Minggu (2/6).
Rencananya, pada Senin (3/6) akan dilakukan pembahasan pemenuhan peryaratan penarikan kapal, untuk selanjutnya dilakukan penarikan.
Kegiatan lainnya yang sudah dilakukan pihak Kantor Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok adalah meminta keterangan dari awak kapal Lintas Bahari Utama, terkait terjadinya kecelakaan tersebut.
Akibat kecelakaan itu, 13 awak kapal KM Lintas Bahari Utama selamat dan 1 orang masih belum ditemukan.
Atas terjadinya kecelakaan itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Bobby R. Mamahit, pada Sabtu pukul 10.00 Wib langsung melakukan peninjauan ke lokasi kecelakaan. Ikut dalam kegiatan peninjauan itu, Sekretaras Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Erwin Rosmali, Kepala Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok Capt. Arifin Soenardjo, Kepala Pangkalan Penjaga Laut dan Pantai (PLP) Tanjung Priok Teddy Mahyandi, dan sejumlah aparat Kantor Syahbandar dan Pangkalan PLP Tanjung Priok.
Di lokasi kecelakaan terlihat kapal Lintas Bahari Utama sudah tenggelam dalam posisi terbalik, dan menyisakan lunas di permukaan laut. Atas keadaan kapal yang tenggelam, Capt. Bobby R. Mamahit mengarahkan pihak Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok dan Kepala Pangkalan Penjaga Laut dan Pantai (PLP) Tanjung Priok untuk melakukan pencarian awak kapal yang belum ditemukan, mencegah terjadinya pencemaran, yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari kapal Lintas Bahari Utama.
“Selain itu juga secepatnya dilakukan pemasangan rambu agar kapal yang akan keluar masuk pelabuhan menjauh dari kapal yang tenggelam,” ungkapnya di kapal Pangkalan Penjaga Laut dan Pantai (PLP) Tanjung Priok, KN 348 ketika melakukan peninjauan ke lokasi kecelakaan, Sabtu (1/6).
Capt. Bobby R. Mamahit juga mengarahkan kepada pihak Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok untuk menangani awak kapal yang selamat agar bisa pulih kembali dari trauma kecelakaan. “Selanjutnya akan diminta keterangannya terkait dengan kecelakaan,” ungkapnya.
Selanjutnya di kawasan alur pelayaran yang ramai termasuk di Pelabuhan Tanjung Priok, kata Capt.Bobby juga akan menindaklanjuti dengan penataan alur pelayaran, penataan manajemen keselamatan dan penempatan rambu yang cukup untuk mendukung lalu lintas kapal yang ke luar masuk pelabuhan Tanjung Priok.
“Termasuk pemasangan VTIS ( Vessel Traffict Identification System ) di alur-alur pelayaran yang padat,” kata Capt. Bobby Mamahit.
Sebelum terjadi kecelakaan, KM Lintas Bahari Utama milik PT Wahana Baruna Khatulistiwa mulai bergerak meninggalkan dermaga 108 pada pukul 20.55 WIB, dengan membawa muatan peti kemas sebanyak 79 box ( 62 peti kemas berukuran feet dan 17 peti kemas berukuran 40 feet) untuk tujuan ke Pontianak. Ketika kapal tersebut keluar, di posisi 1,7 mil pintu masuk perairan kolam pelabuhan sebelah barat secara bersamaan datang juga KM Lintas Bengkulu yang dioperasikan PT Lintas Kumala Abadi dan terjadi tubrukan.
Awak kapal dari KM Lintas Bahari Utama berhasil diselamatkan sejumlah kapal yang berada di lokasi, diantaranya dari kapal TNI AL, Kapal Navigasi Distrik Navigasi Tanjung Priok dan kapal dari Kepolisiaan. Selanjutnya awak kapal yang mengalami musibah itu di tempatkan di hotel yang adan di kawasan Tanjung Priok.
Menurut kepala Syahbandar Pelabuhan Tanjung Priok, Capt. Arifin Soenardjo, para awak kapal diistirahatkan agar tenang sebelum diminta keterangannya terkait kecelakaan kapal. Sedangkan awak kapal yang belum ditemukan malam itu dilakukan pencarian. Selain itu juga pencarian awak kapal yang belum ditemukan terus berlangsung, dan diusahakan untuk menempatkan oil boom di sekitar lokasi tenggelamnya kapal.
“Kegiatan pencarian awak kapal, pencegahan pencemaran dan pengawasan lalu lintas kapal terus berlangsung dengan berkoordinasi dengan pihak terkait dengan keamanan dan keselamatan di perairan,” ungkapnya pada Sabtu siang ketika mendampingi Dirjen Hubla. (AB)