JAKARTA - Logistik Lebaran 2015 meliputi bahan-bahan pokok akan diangkut melalui pelayaran jarak dekat (short sea shipping) dengan kapal barang untuk mengurangi beban jalan darat serta menghindari kemacetan Jalur Pantura.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby R. Mamahit mengatakan pengiriman tersebut merupakan permintaan dari Kementerian Perdagangan.
"Setelah rapat dengan Kementerian Perdagangan, untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas Lebaran, mereka (Kemendag) ingin menyalurkan barang-barang kebutuhan Lebaran melalui short sea shipping, khususnya ke wilayah Timur," kata Bobby dalam Lokakarya Wartawan Perhubungan di Belitung, akhir pekan lalu.
Namun, dia tidak merinci logistik yang dikirim dalam waktu dekat ini. Dia mengatakan operator yang menjalankan masih PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni), namun pihak swasta dalam hal ini yang tergabung dalam Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia (INSA) juga menawarkan untuk mengangkut logistik tersebut.
"Kalau Pelni jelas freight liner pemerintah, wajib menerima penugasan. Waktu itu INSA juga menawarkan angkutan, bahkan menjanjikan untuk 50 persen, padahal mereka komersial," jelasnya.
Selain itu, kapal Pelni yang memang diperuntukkan penumpang,
tidak cukup banyak menampung barang, yakni satu kapal maksimal hanya 20
kontainer, untuk itu dukungan dari pihak swasta juga diperlukan khususnya
pemilik kapal yang berkapasitas lebih besar.
Menurut dia, distribusi melalui laut lebih efisien dan ekonomis, yakni
terhindar dari kemacetan jalan raya, juga bisa mengangkut lebih banyak barang.
"Dari awal, yang dibicarakan soal short sea shipping untuk memperlancar pengiriman barang yang tadinya melalui Pantura. Ketika tahun lalu Jembatan Comal putus, semua bingung," katanya.
Selain itu, menurut dia, Jalur Pantura dan Jalur Lintas Timur Sumatera sudah sangat mengkhawatirkan dan mengakibatkan kerusakan jalan raya serta risiko kecelakaan menjadi tinggi.
Ia menambahkan, secara teoritis konsumsi BBM per unit barang yang diangkut oleh truk lebih tinggi dibandingkan dengan BBM per unit barang yang diangkut oleh kapal (economy of scale).
Dia mengatakan pada Tahap I akan dimulai dari Pelabuhan Panjang-Lampung menuju Tanjung Perak Surabaya, sementara itu untuk Tahap II dari Panjang/Lampung-Kendal Semarang.
Rute-rute teraebut dinilai sebagai rute-rute ramai untuk lalu lintas penyaluran barang jarak dekat.
"Selain menekan waktu perjalanan, mengurangi biaya pembangunan jalan dengan beban tinggi juga efisiensi pemeliharaan jalan," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pelayaran jarak dekat dapat menekan risiko terjadinya kecelakaan di jalan raya, efisiensi biaya BBM kendaraan, mengurangi biaya pemeliharaan kendaraan, mengurangi emisi gas buang dan mengurangi dampak sosial perjalanan darat.(BUN)