JAKARTA - Rabu (25/11), Presiden RI Joko Widodo dalam rangkaian kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Selatan menyempatkan diri meninjau pembangunan Jalur KA Trans Sulawesi Tahap I Lintas Makassar – Parepare. Presiden RI mengunjungi Desa Pekkae, Kabupaten Barru, untuk melihat progress pekerjaan pemasangan rel dan pembangunan flyover pada lintas tersebut. Selain itu, beliau juga berkesempatan meninjau booth stand yang berisikan dokumentasi progress pembangunan fisik jalur KA tersebut. Nantinya jalur ini akan dioperasikan sebagai sarana transportasi yang menghubungkan Makassar hingga ke Parepare. Momen bersejarah ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Gubernur Sulawesi Selatan, Walikota Makassar, Bupati Maros, Bupati Pangkep, Bupati Barru,dan Walikota Parepare.
Dirjen Perkeretaapian, Hermanto Dwiatmoko mengatakan bahwa pembangunan jalur rel kereta api lintas Makassar – Parepare merupakan tahap I dari rencana Pemerintah untuk penyelenggaraan perkeretaapian di Pulau Sulawesi, atau yang biasa disebut Trans Sulawesi Railways. Dengan kehadiran Trans Sulawesi Railways, Pulau Sulawesi nantinya akan terhubung dari Manado hingga Makassar dengan kereta api.
Untuk lintas Makassar – Parepare sepanjang 145 km, tahun ini dibangun sepanjang 16,1 Km, yang dibagi dalam 13 paket pekerjaan. Adapun anggaran yang disediakan oleh Pemerintah sebesar Rp 10,8 Triliun yang dibiayai dari APBN (Single Years dari tahun 2015 hingga tahun 2018). Pada tahun 2015 ini anggaran yang disediakan sebesar Rp. 1,535 trilyun dengan rincian: untuk pengadaan lahan sepanjang ± 40 km diambil dari APBN sebesar Rp 200 milyar; kemudian untuk konstruksi badan jalan serta pemasangan bantalan dan rel sebesar Rp 771 milyar, lalu untuk pengadaan bantalan beton sebanyak 52.000 batang sebesar Rp 52 milyar. Selain itu, pada tahun 2015 ini juga disediakan anggaran untuk pengadaan rel R.60 sepanjang 205 km’sp dengan anggaran sebesar Rp 412 milyar. Tidak hanya anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Pusat melalui APBN, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga turut berpartisipasi dalam pengadaan lahan sepanjang ± 30 Km yang diambil dari APBD Sulawesi Selatan sebesar Rp 100 milyar. Sedangkan untuk alokasi anggaran Tahun 2016 adalah sebesar 265 milyar.
Pada tahun 2015, pembangunan jalur kereta api ini meliputi pekerjaan perbaikan tanah dasar, pekerjaan galian, dan timbunan untuk badan jalan kereta api, pekerjaan jembatan sebanyak 1 unit, 7 unit underpass dengan konstruksi box culvert dan 1 unit flyover, pekerjaan pengecer bantalan beton pada badan jalan kereta api, pekerjaan bantalan beton pada badan kereta api, pekerjaan pembuatan saluran drainase, dan pekerjaan sterilisasi dengan pagar panel beton.
Pelaksanaan pemasangan bantalan beton dimulai pada tanggal 21 Agustus 2015, diikuti dengan kedatangan rel pada tanggal 30 Oktober 2015, dan pada tanggal 13 November 2015 dilaksanakan pemasangan rel pertama untuk lintas Makassar – Parepare. Saat ini, realisasi badan jalan yang telah terpasang rel KA sepanjang ± 6 km dan badan jalan yang siap dipasang rel sepanjang ± 12 km dan sisanya akan selesai pada akhir Desember 2015.
Secara teknis, pembangunan jalur kereta api tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda dan memiliki performansi yang lebih baik dari jalur kereta api yang telah terbangun dan beroperasi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Hal ini karena pembangunan jalur kereta api di Sulawesi akan memiliki lebar jalan rel 1.435 milimeter dengan kebutuhan lebar lahan kurang lebih 50 meter. Menggunakan tipe rel R.60, beban gandar mencapai 22-25 ton dengan radius lengkung minimum 1.000 meter dan gradient maksimum sebesar 20-25 persen. Sedangkan, kecepatan rencana pengerjaan sepanjang 200 kilometer/jam dengan kecepatan operasional maksimum 150 kilometer/jam. Walaupun saat ini jalur KA terbangun masih berupa single track, tetapi secara desain dan pengadaan lahan, Pemerintah ke depan sudah menyiapkan pembangunan jalur KA double track.
Tidak seperti pembangunan jalur KA baik itu di Pulau Jawa maupun Pulau Sumatera, dimana kita dengan mudahnya menjumpai perlintasan sebidang. Pada pembangunan Jalur KA di Pulau Sulawesi ini, Pemerintah menekankan aspek keselamatan dalam penyelenggaraan perkeretaapian. Berkaca pada jalur KA di Pulau Jawa dan Sumatera, pembangunan jalur KA lintas Makassar-Parepare dibangun tanpa perlintasan sebidang, karena seluruh titik perpotongan antara jalur KA dengan jalan raya dibangun flyover dan underpass.
Satu hal yang patut diapresiasi dari pembangunan Jalur KA pada lintas Makassar – Parepare ini bahwa sejak awal proses desain hingga tahapan pelaksanaan, semuanya dilaksanakan sendiri oleh putera puteri bangsa Indonesia. Kemudian material yang digunakan dalam proses pembangunan tersebut hampir 90 persen merupakan produk dalam negeri, terkecuali untuk rel tipe R.60 yang masih didatangkan dari Jepang dan China.
Pemerintah berharap dengan kehadiran jalur kereta api ini, masyarakat Sulawesi memperoleh manfaat besar sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Penyelengaraan perkeretaapian ini, nantinya juga membuka peluang lapangan pekerjaan di bidang perkeretaapian, sehingga Pemerintah Daerah dan Masyarakat Sulawesi Selatan dapat menyediakan SDM maupun organisasi/Badan Usaha yang dapat mengoperasikan penyelenggaraan perkeretaapian di Sulawesi, khususnya Sulawesi Selatan. Sebagai gambaran, PT. KAI (Persero) mempekerjakan sebanyak ± 27.000 orang pegawai untuk merawat dan mengoperasikan sarana dan prasarana perkeretaapian pada jaringan jalur KA sepanjang ± 5.000 Km di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
Adapun tahapan berikutnya dari rencana Pembangunan perkeretaapian di Sulawesi, berdasarkan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) adalah pembangunan jalur rel lintas Manado – Bitung, yang diikuti oleh lintas Bitung- Gorontalo-Isimu, kemudian lintas Parepare-Mamuju, berikutnya Mamuju-Palu-Isimu, dan Makassar–Takalar-Watampone. Pemerintah juga akan membangun jalur kereta api menuju Bandara di Makassar dan di Manado serta menuju ke empat pelabuhan di Pulau Sulawesi, yaitu : Makassar, Bitung, Parepare, dan Garongkong. Selain itu, akan dikembangkan KA perkotaan di Provinsi Sulawesi Selatan yang menghubungkan Makassar-Maros-Sungguminasa-Takalar dan KA Perkotaan di Provinsi Sulawesi Utara yang menghubungkan Manado dan sekitarnya.