(Jakarta, 5/3/2014) Kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek yang belakangan kerap mengalami gangguan atau mogok di tengah rel mengakibatkan penumpang mengalami banyak keterlambatan menuju tempat tujuannya.

Direktur Utama PT Kereta Api Commuterline Jabodetabek (KCJ) Tri Handoyo mengemukakan, terjadinya mogok KRL terutama pada jam sibuk, lantaran kelebihan muatan dari kapasitas yang tersedia.

"Penumpang sering memaksa masuk KRL padahal sudah penuh sesak dan tidak sabar menunggu KRL selanjutnya," kata Tri di Jakarta, Senin (3/3).

Otomatis hal itu, kata Tri, membuat KRL menjadi bermasalah.

"Sama halnya dengan kendaraan lainnya seperti bus. Saat dicek terjadi permasalahan pada suspensi KRL," ujarnya.

Untuk itulah, KCJ menurut Tri terus berupaya meningkatkan kapasitas layanan, salah satunya dengan rencana operasional 20 unit KRL atau dua rangkaian setelah penyelesaian pembangunan peron di beberapa stasiun.

Sebelumnya, Dirjen Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko mengatakan, terkait mogoknya KRL harus lihat dulu bagaimana perawatannya. Atau bisa juga mungkin ada kasus gangguan seperti banjir, bencana alam tergantung situasinya.

"Standar pelayanan minimal (SPM) harus dilakukan operator," kata Hermanto. (CHA)