Jakarta – Pekerjaan besar sedang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan. Saat ini DJKA tengah fokus melakukan pengujian Kereta Bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Pengujian dimaksudkan untuk memenuhi standar tertentu sehingga laik dan layak operasional agar keselamatan bisa terjamin, seperti yang sudah ditetapkan oleh UU Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian.
“Sebelum dioperasikan, baik prasarana maupun sarana harus dilakukan pengujian,” ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Zulfikri di Jakarta Kamis (12/08).
Menurut Zulfikri, setelah hampir rampung semua pembangunan prasarana perkeretaapian, secara simultan dilakukan pengujian baik sisi prasarana dan sarana. Semua proses pengujian untuk KA Bandara YIA ini dilakukan dengan ketat, sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Rangkaian pengujian yang dilakukan antara lain pengujian prasarana meliputi kelaikan prasarana sipil dan track, sinyal dan telekomunikasi, training operation dan pendinasan persinyalan. Selain itu, ada pengujian beban statis dan dinamis jembatan, serta pengujian track dengan kereta ukur/akselerometer.
Pengujian sarana terbatas atau tanpa penumpang pada jalur ganda juga telah dilakukan sejak 19 Juli 2021 lalu pada jalur hilir dengan mengoperasikan KRDE, rangkaian KLB Balas dan juga uji coba lokomotif diesel. Pengujian fasilitas operasional dan safety assessment juga telah selesai dilakukan.
Dalam pengujian ini dilibatkan semua unsur terkait antara lain tim penguji dari Balai Pengujian Perkeretaapian, tim dari direktorat teknis terkait di DJKA, Balai Teknik Perkeretaapian Jawa Bagian Tengah, kontraktor, konsultan, serta operator (PT.KAI dan PT.Angkasa Pura l).
Semua hasil temuan dan rekomendasi pengujian prasarana, sarana maupun safety assesment akan ditindaklanjuti agar unsur keselamatan betul-betul terpenuhi. "Temuan dan rekomendasi ada yang sifatnya mayor dan minor, tentu ini juga perlu waktu untuk dilakukan perbaikan dan penyesuain sesuai temuan yang ada", tegas Zulfikri.
Zulfikri menerangkan, bahwa untuk KA Bandara YIA ini paling tidak ada tiga tahapan yang akan dilakukan setelah proses pengujian selesai.
Tahap pertama yaitu commissioning, rencananya tanggal 17 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2021. Tahap ini dilakukan dengan sekema Perjalanan Luar Biasa (PLB) KRDE tanpa penumpang atau penumpang tertentu untuk keperluan teknis. Tujuan tahap ini adalah untuk setting parameter serta integrasi sistem memastikan kesiapan prasarana dan sarana yang digunakan.
Tahap kedua yaitu trial and run, dilakukan PLB KRDE dengan penumpang terbatas atau undangan. Jadual pengoperasian KA pada tahap ini telah disesuaikan dengan jadual penerbangan di Bandara Internasional Yogyakarta. Tujuan tahap ini adalah untuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, terkait pola operasi, misalnya jam keberangkatan, stasiun pemberhentian, ticketing system, dan pelayanan lainnya serta persiapan akhir menuju waktu pengoperasian secara komersial KA Bandara YIA ini."
Tahap ketiga yang merupakan tahap terakhir adalah tahap operasional komersial/pelayanan, yaitu KA Bandara ini beroperasi melayani masyarakat dengan berbayar. Direncanakan untuk tahap awal akan terdapat 30 perjalanan KA per hari dengan waktu perjalanan 39 menit. PT. KAI selaku operator kereta api akan menyiapkan 4 trainset dengan sistem untuk operasi, perawatan, dan cadangan.
KA Bandara ini nanti akan berhenti di tiga stasiun pelayanan yaitu Stasiun Tugu Yogya, Stasiun Wates, dan Stasiun KA Bandara YIA dengan head way rata rata 60 menit. Apabila kondisi penerbangan sudah normal maka frekuensi akan ditingkatkan bertahap sampai 56 perjalanan dengan headway rata rata 30 menit.
Libatkan Masyarakat melalui Program Padat Karya
Pembangunan KA Bandara Yogyakarta International Airport (KA YIA) yang per Agustus ini memasuki tahap akhir, dalam perjalanan pembangunannya sangat membawa berkah bagi masyarakat di sekitar lokasi pembangunan dengan program Padat Karya Tunai.
Program Padat Karya Tunai berlangsung dari Januari sampai Juni 2021, berlokasi di 3 (tiga) desa yaitu Desa Glagah, Kaligintung dan Kalidengen yang tersebar di Kecamatan Temon dan Kulon Progo.
Menurut Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Putu Sumarjaya pada Jumat (13/8) program padat karya tunai yang dilakukan ini menyerap sebanyak 431 tenaga kerja lokal dan selama konstruksi menyerap 57.300 oranghari dengan realisasi anggaran Rp4,9 miliar.
Jenis pekerjaan padat karya tunai ini, lanjut Putu, adalah pekerjaan non skill, pekerjaan yang tidak memerlukan kemampuan teknis tertentu, bisa dikerjakan oleh masyarakat di sekitar lokasi pembangunan. Jenis pekerjaannya seperti penjagaan semboyan dan alat kerja, flagman, penyiraman debu, pekerjaan bekisting, pembesian dan cor, perbaikan jalan akses, pekerjaan galian kabel dan gelar kabel, pembongkaran direksi kit, serta pekerjaan konstruksi sipil sederhana lainnya. Para pekerja direkrut dari masyarakat di sekitar lokasi, koordinasi dengan aparat desa terkait dan selama pandemi ini semua di pekerja lapangan menerapkan protokol kesehatan, jaga jarak, cuci tangan, dan pakai masker.
Putu juga menambahkan bahwa masyarakat sekitar menyambut baik program Padat Karya Tunai ini. Program ini sangat membantu masyarakat di sekitar lokasi proyek untuk ambil bagian dalam pembangunan perkeretaapian, terlebih bisa memberdayakan masyarakat untuk mendapatkan penghasilan di tengah pandemi ini.
“Masyarakat sangat senang dengan program ini, jadi ada pemasukan untuk keperluan sehari-hari, apalagi di kondisi seperti ini (pandemi). Ditjen Perkeretaapian terus memprogramkan Padat Karya Tunai dalam setiap kegiatan pembangunan, kita ingin melibatkan masyarakat setempat agar mereka bisa langsung merasakan manfaat pembangunan, membantu perekonomian dengan memperkuat daya beli serta bisa mensejahterakan masyarakat sekitar”, lanjut Putu.
Dibangunnya kereta bandara, menurut Putu nantinya akan menjadi transportasi publik andalan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya untuk pergerakan dari dan menuju ke bandara. (IS/AS/HG/HT/JD)