JAKARTA - Kendati penerapan pertalite belum menunjukkan titik terang, tetapi Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono menilai bahan bakar tersebut bersahabat bagi kendaraan, terutama soal emisi gas buang.

"Pada intinya kami mendukung pergantian itu karena dari segi emisi tentunya lebih baik bagi kendaraan ketimbang premium," jelas Djoko di Jakarta, Rabu(13/5).

Lebih lanjut Djoko menjelaskan, pemilik kendaraan saat ini kecenderungan memilih bahan bakar minyak (BBM) beroktan tinggi daripada rendah. Oleh sebab itu, kehadiran pertalite sudah sangat tepat.

“Pengendara sepeda motor sekarang ini banyak yang antre pertamax. Itu bisa dilihat di SPBU- SPBU. Untuk emisi kan lebih baik pertamax dan pertalite. Emisinya tentu juga baik dibandingkan premium,” ujarnya.

Pertalite merupakan BBM dengan Research Octane Number (RON) 90. Indeks ini lebih tinggi daripada premium berkadar RON 88. Adapun pertamax memiliki indeks RON 92.

Dari data diketahui bahwa pertalite bertujuan untuk memberikan alternatif kepada konsumen untuk memilih BBM. Bahan bakar jenis ini merupakan pilihan terdepan bagi masyarakat yang tidak memilih pertamax. Rencananya, pertalite akan dilempar ke pasar dengan harga Rp 8.000 hingga Rp 8.300 per liter. Untuk tahap awal, pertalite hanya akan dijual di SPBU di Jakarta. (BUN)