Jakarta – Usai perhelatan libur panjang Lebaran 2022 berakhir, Kementerian Perhubungan yang mendapatkan mandat pengelola kebijakan yang mengatur moda transportasi perjalanan mudik, tidak berarti ‘bubar jalan’, masih ada tugas akhir yang harus diselesaikan, yakni mengevalusi dan melaporkan pelaksanaan kebijakan.
Kendati pada pelaksanaan kebijakan pengaturan mobilitas orang dan barang saat liburan memperingati Ramadhan 1443 H dinilai sepintas lalu sudah berjalan dengan baik – mengacu pada pengakuan masyarakat yang merasa puas bisa menjalani tradisi mudik dengan lancar di bulan Ramadhan 1443 H / tahun 2022, namun upaya untuk terus memperbaiki dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat transportasi terus dilakukan.
Saat pandemi belum benar-benar hilang dari negeri ini, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mengatur perjalanan pemudik dan memberikan lampu hijau (membolehkan mudik) bagi para pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) yang telah mendapatkan vaksinasi – memiliki ID PeduliLindungi, serta mematuhi Prokes 3M bila menggunakan transportasi umum dan berada di ruang tertutup. Pengakuan dan apresiasi dari berbagai kalangan tidak menghalangi Kemenhub untuk terus meningkatkan kepuasan masyarakat dalam bertransportasi yang aman, nyaman, dan selamat.
Usul Bangun 10 Titik Rest Area
Saat Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi melaporkan ke Presiden Joko Widodo perihal pelaksanaan pengaturan arus lalu lintas perjalanan orang dan barang selama (H-7 sd H+7) Hari Raya Idul Fitri 1443 H lalu, Menhub Budi Karya Sumadi mengajukan usul pembangunan 10 titik rest area baru di sepanjang Jalan Tol Jakarta-Semarang, yang multifungsi dalam meningkatkan kualitas layanan bagi pengguna jalan tol pada masa mendatang.
"Pembangunan 10 titik rest area dan manajemen penelolaannya menjadi perhatian Bapak Presiden dan mencatatnya sebagai bagian yang harus dievaluasi,” ungkap Menhub di Istana Kepresidenan, Jakarta, 24 Mei 2022 silam.
Menhub Budi Karya menambahkan Presiden Jokowi sudah setuju dengan rencana itu dan pihaknya akan meminta kepada developer (pihak pengembang) untuk menyediakan 10 titik lokasi rest area di dua arah PP Jalan Tol Jakarta-Semarang dengan kualifikasi, kuantitas, dan kualitas, yang lebih baik dari sekarang.
Keberadaan rest area tersebut dalam jangka pendek, diakui Menhub, memang belum memberikan return karena itu dia mengusulkan kepada Menteri PU (Basuki Hadimuljono) untuk membebaskan kawasan itu untuk dijadikan land bank, kalau pihak developer tidak mau kita tawarkan kepada swasta untuk investasi.
Prasarana Jalan Tol yang Multi Fungsi
Menhub menjelaskan dari 10 titik lokasi rest area, masing-masing luasnya 10 hektare, jadi total luas kawasan 100 hektare. “Keberadaan rest area tersebut akan sangat menolong bagi pengguna jalan tol untuk bisa melakukan ISHOMA (istirahat, sholat, dan makan) dan mengisi BBM bila diperlukan,” jelas Budi Karya.
Untuk membebaskan 100 hektare lahan buat 10 lokasi rest area yang terhubung dengan Tol Jakarta-Semarang, dari penuturan Menhub, tidak ada masalah dengan ketersedian lahan, masih banyak lahan yang kosong di sisi sepanjang jalan bebas hambatan tersebut.
"Pemilihan titik-titik lokasi rest area, kami usulkan mulai dicari dan dibebaskan 5 titik dari arah Jakarta sampai ke Semarang dulu, baru berlanjut 5 titik dari arah balik Semarang menuju ke Jakarta. Masih banyak sekali tanah kosong, kalau ke 10 kawasan bakal rest area bisa segera dibebaskan akan memberi keuntungan bagi developer atau investor swasta yang berminat membangun properti yang sangat menguntungkan karena terintegrasi dengan jalan Tol Jakarta-Semarang," ujar Menhub.
Selain meggevaluasi satisfaction level masyarakat yang menjalani tradisi mudik, Kemenhub juga mengevaluasi kebijakan pengaturan yang mempengaruhi faktor keselamatan dalam berlalulintas.
Berharap Angka Kecelakaan Terus Menurun
Dari data Kepolisian tercatat selama masa liburan panjang mulai tanggal 25 April hingga tanggal 8 Mei 2022, telah terjadi kecelakaan sebanyak 4.107 kasus, yang menelan korban 568 orang tewas.
Pengamat transportasi Djoko Sutijowarno mengatakan jumlah kasus kecelakaan di musim liburan mudik tahun 2022, bila dibandingkan tahun 2019, pada kurun waktu yang sama, jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak 4.100 kasus, namun jumlah korban yang tewas mencapai 824 orang meninggal,
“Jadi jumlah korban kecelakaan lalu lintas selama liburan Ramadhan 2022, jauh lebih rendah sekitar 40 persen, ketimbang jangka waktu yang sama tahun 2019,” ungkap Djoko.
Djoko menjelaskan ada sejumlah faktor penyebab kecelakaan lalu-lintas, antara lain faktor human error/kesalahan manusia, faktor kondisi jalan, faktor kendaraan, faktor alam, serta faktor kelebihan muatan (ODOL).
Dari sejumlah faktor tersebut, menurut Djoko, penyebab kecelakaan selama musim liburan mudik tahun 2022, sebagian besar (>60 %) disebabkan oleh human error.
Investigasi KNKT Penyebab Kecelakaan
Senada dengan Djoko, Ivestigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan menyatakan bahwa penyebab kecelakaan lalu lintas selama musim liburan panjang lebaran 2022, disebabkan karena kesalahan para pengguna jalan/sopir kendaraan.
Wildan menjelaskan faktor human error yang dimaksud, meliputi kesalahan karena tidak disiplin dalam mematuhi peraturan dan rambu rambu lalu-lintas, tidak menguasai medan jalan tanjakan/turunan, jalan berbelok-belok, badan jalan yang terlalu sempit, serta faktor kelelahan/mengantuk.
Seperti kasus kecelakaan bus pariwisata yang terjadi di jalan Tol Surabaya-Mojokerto – Jawa Timur, bus terguling menyebabkan 14 orang korban tewas dikarenakan pengemudi mengantuk, serupa halnya kecelakaan bus pariwisata di Panjalu, Ciamis - Jawa Barat, menerobos masuk ke rumah warga, dikarenakan jalan yang sempit sehingga menyebabkan 4 orang tewas.
“Kedua bus tidak terkendali sehingga menimbulkan kecelakaan karena si sopir kelelahan ‘ngantuk’ dan satunya lagi karena jalan terlalu sempit tidak sepadan dengan besar bus,” ujar Wildan.
Dari hasil ivestigasi Wildan dengan mewawancarai si sopir bus, dia mengetahui jam operasionalnya melampai batas – over time, sehingga saat mengendarai bus mereka mengantuk karena kelelahan – untuk satu perjalanan wisata jarak jauh terkadang menghabiskan waktu bisa 2-3 hari (>32 jam) sehingga mereka kelelahan karena kurang istirahat.
Rekomendasi Buat Peraturan Jam Kerja
Solusi terhadap kasus tersebut, menurut Wildan, KNKT memberikan rekomendasi kepada Kemenhub untuk membuat peraturan yang disosialisasikan kepada Perusahaan Otobus agar menetapkan jam kerja/operasional pengendara (sopir) bus AKAP/bus pariwisata sesuai SOP untuk tujuan jarak jauh.
Untuk meningkatkan keselamatan terhadap mobilitas orang dan barang, setahu Wildan, Kemenhub memang telah menggulirkan sejumlah kebijakan mengatasi human error. Seperti gerakan Sadar Lalulintas Usia Dini (SALUD) tujuan membentuk masyarakat sejak anak-anak usia emas mengerti dan mematuhi peraturan serta rambu-rambu lalu-lintas, sehingga kelak menjadi berkarakter disiplin dalam berlalu-lintas.
Agar gerakan ini bisa berhasil membentuk masyarakat yang berkarakter disiplin dalam berlalu lintas, mematuhi peraturan dan rambu-rambu lalu-lintas, masih harus melalui proses yang panjang/butuh waktu dan berkelanjutan.
Menhub optimis dapat membentuk masyarakat yang berkarakter disiplin dan patuh peraturan, namun tetap harus harus bersinergi dengan para pemangku kepentingan di sektor transportasi. Tanpa kebersamaan gerakan sadar berlalu-lintas akan kandas di jalan. Keinginan masyarakat bertransportasi yang aman, nyaman, dan selamat hanya menjadi sebuah obsesi yang sulit terealisasi. (AS/IS/RY/HG)