(Jakarta, 4/3/2013) “Untuk angkutan umum massal berbasis jalan di Jabodetabek, nanti akan kita coba bangun 17 jaringan trayek bus utama. Kemudian jaringan bus pengumpan 10 trayek, park and ride 9 lokasi, fasilitas integrasi di 17 lokasi serta fasilitas pesepeda dan pejalan kaki,” demikian disampaikan Dirjen Perhubungan Darat Suroyo Alimoeso dalam paparannya ketika mempresentasikan Usulan Master Plan Transportasi Jakarta , di Ruang Mataram, Kantor Pusat Kementerian Perhubungan Jakarta, Senin lalu (4/3/2013).

“Kalau melihat studinya, sebenarnya sudah cukup, tetapi implementasinya yang jadi masalah,” kata Suroyo. Selama empat tahun terakhir ini, di Jabodetabek sudah ada studi yaitu Studi Penyusunan Master Plan Pola Transportasi Makro 2009. Kemudian studi Detail Engineering Design pada trayek utama terpilih transjabodetabek 2011,  Jabotabek Urban Transportation Policy Integration 2012, Jabodetabek Public Transportation Policy Implementation Strategy in Republic of Indonesia 2013.

Menurut studi JAPTRAPIS 2012, pola perjalanan dengan semua moda transportasi yang keluar masuk ke DKI Jakarta dari wilayah barat ada 2,195 juta perjalanan perhari. Yang keluar masuk dari wilayah timur ke DKI Jakarta ada sekitar 2,521 juta perjalanan perhari. Pola perjalanan dari barat ke timur maupun sebaliknya yang melintas di DKI Jakarta sejumlah 113 ribu trip perhari. Kemudian dari wilayah selatan yang keluar masuk DKI Jakarta sejumlah 2, 246 juta perjalanan perhari. Sedangkan yang melintas keluar masuk dari Jawa Barat ke Banten maupun sebaliknya terdata sejumlah 634 ribu trip perhari. Sehingga total perjalanan lintas provinsi DKI Jakarta – Jawa Barat – Banten sejumlah 7,709 juta trip perhari.

Suroyo mengatakan, pihaknya telah menyusun Formulasi Master Plan Transporatasi Umum Massal Jabodetabek. Jaringan dan pelayanan angkutan umum yang teritegrasi pada 2020 ditargetkan ada 30 trayek busway dengan 15 trayek bus pengumpan. Diperkirakan pada saat itu akan ada 2,7 juta penumpang perhari yang melakukan perjalanan. Untuk itu dibutuhkan 738 bus gandeng dan 169 bus tunggal. Pembangunan Infrastruktur mencakup : pembangunan Koridor Busway, Fasilitas Park and Ride, Fasilitas Integrasi Antar Moda dan Fasilitas Pejalan Kaki dan Pesepeda.

Menurut Suroyo, sekarang ini bukan lagi saat berwacana namun sudah harus segera diimplementasikan dengan langkah-langkah nyata.
 
Sejalan dengan Suroyo, Wamenhub Bambang Susantono mengatakan, Pola yang diusulkan ini merupakan turunan dari begitu banyak studi, dicoba diambil semua, kemudian dicari langkah praktis dan pragmatis untuk paling tidak 2 tahun ke depan kita ingin melihat sesuatu yang terbangun di lapangan, dengan mengedepankan suatu integrasi, keterpaduan dengan moda transportasi lain. (CAS)

Berikut adalah ke 17 jaringan trayek bus utama dan 10 jaringan bus pengumpan yang menjadi usulan/rencana Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub:

RENCANA JARINGAN 17 TRAYEK UTAMA

NO.

NO. TRAYEK

RUTE TRAYEK

KM

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

B.01

B.02

B.03

B.04

B.05

B.06

B.07

B.08

B.09

B.10

B.11

B.12

B.13

B.14

B.15

B.16

B.17

KOTA TENGERANG – ANCOL

BSD – BANK INDONESIA

CILEDUK – DUKUH ATAS

CILEDUK RAYA – CELILITAN

BSD – BANK INDONESIA

BSD – LEBAK BULUS

CIPUTAT – DUKUH ATAS

DEPOK – MANGGARAI

DEPOK – DUKUH ATAS

DEPOK – CAWANG

BOGOR – CELILITAN

CIBUBUR – DUKUH ATAS

BEKASI – SETU

BEKASI – KAMPUNG MELAYU

PULOGADUNG – BEKASI

PULOGADUNG – TELUK PUCUNG

PULOGADUNG – HARAPAN INDAH

41

27.3

16.8

18.3

27.3

17.1

19.9

26.9

27.9

23.2

40.5

27.3

13.6

19.2

17.9

16.5

8.5