(Jakarta, 23/04/10) Kementerian Perhubungan saat ini tengah menunggu hasil investigasi kecelakaan tertabraknya sepeda motor oleh pesawat latih Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Bandara Budiarto, Curug, Tangerang, Banten, Senin (19/4) lalu. Menhub Freddy Numberi memastikan akan memberikan sanksi jika hasil investigasi menyebutkan adanya kelalaian yang dilakukan pengelola terkait sistem pengamanan bandara.
”Kita tunggu saja hasil penyelidikannya. Sanksi pasti akan kita berikan kalau terbukti ada kelalaian,” tegas Menhub Freddy di Jakarta, Jumat (23/4).
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti S Gumay yang dikonfirmasi terpisah menambahkan, indikasi pelanggaran yang dilakukan pihak pengelola bandara sudah terlihat sejak awal. Diduga kuat, sistem pengamanan bandara tidak berjalan maksimal sehingga menyebabkan kecelakaan itu bisa terjadi.
”Yang jadi masalah di sini bukan soal bandara dipagar atau tidak dipagar, tetapi lebih kepada sistem pengamanan bandara. Saat ini banyak kok bandara lain yang tidak dipagari, tetapi pengelolanya bisa mengantisipasi dari peristiwa semacam ini,” ujarnya.
Pemagaran sendiri, lanjut Herry, merupakan bagian dari teknis penjagaan yang dia maksud. ”Biar pun tidak dipagar, yang penting kan dijaga. Khususnya pada saat operasional. Teknisnya seperti apa, bisa macam-macam, bisa dijaga dengan pagar atau dijaga oleh petugas. Yang penting, bandara bisa steril saat operasi. Ini kembali lagi soal sistem pengamanan yang dibuat oleh pengelola bandara,” ungkapnya.
Dikatakannya, salah satu materi evaluasi dari investigasi yang dilakukan tim dari Ditjen Perhubungan Udara bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) adalah terkait sistem pengamanan bandara tersebut. Hingga kini, evaluasi tersebut masih berjalan. Untuk kepentingan penyelidikan, Herry mengaku telah menonaktifkan Agus Santosa selaku kepala Bandara Budiarto. Sedangkan bandara tetap dioperasikan secara normal. ”Sanksi pasti ada. Tetapi bentuknya seperti apa, kita tunggu hasil investigasi,” tandasnya.
Akibat kecelakaan di pagi hari itu, kedua pengendara sepeda motor yang tertabrak pesawat latih tersebut langsung tewas seketika di lokasi kejadian. Nasib serupa juga dialami instruktur penerbang Tesa Ariputra. Pria berusia 23 tahun yang mendampingi taruna latih Sephazka Abdilah (19) itu mengembuskan nafas terakhirnya setelah beberapa hari mengalami kritis di RS Siloam Gleaneagles Tangerang.
”(Jum’at) pagi tadi meninggalnya, sekitar pukul 09.00 WIB. Sedangkan taruna Sephazka Abdilah masih kritis di rumah sakit,” jelas Kepala Badan Diklat Perhubungan Dedi Darmawan saat dikonfirmasi. Dia menambahkan, akibat peristiwa itu, pesawat latih berjenis TB-10 buatan Prancis tahun 2003 beregistrasi PK-AGU yang digunakan korban untuk berlatih tersebut rusak parah. ”Pesawat total loss, tidak bisa dipakai lagi karena kerusakannya sudah sangat parah,” imbuhnya, seraya berharap peristiwa semacam itu tidak terulang lagi di kemudian hari. (DIP)