JAKARTA – Dalam komitmennya meningkatkan pelayanan penerbangan di Indonesia, Kementerian Perhubungan tetap mengutamakan keselamatan dibandingkan peningkatan kapasitas penumpang. Hal tersebut dikemukakan oleh Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, dalam pembukaan Kickoff Meeting Indonesia – US Aviation Working Group (AWG) pada hari Selasa (9/6) di Kantor Kementerian Perhubungan.

“Keselamatan merupakan prioritas utama. Tidak ada kompromi mengenai hal tersebut,” tandas Jonan.

Pemenuhan standar keselamatan penerbangan memang menjadi prioritas utama pemerintah saat ini. Hal tersebut dibuktikan Kemenhub yang dengan tegas mencabut izin operasi maskapai yang tidak memenuhi standar keselamatan tersebut.

“Sekitar 6 bulan lalu tercatat 73 perusahaan penerbangan, baik maskapai niaga berjadwal ataupun tidak berjadwal. Sedangkan saat ini hanya tersisa kurang dari 60. Artinya banyak diantara mereka yang ditutup karena tidak memenuhi standar keselamatan,” jelas Jonan.

Jonan juga mengungkapkan bahwa walaupun perjalanan masih teramat panjang, tetapi pihak regulator sudah dan akan terus berusaha keras untuk peningkatan safety. “Menyelamatkan satu nyawa lebih penting dibanding dengan meningkatkan kapasitas angkut transportasi udara,” tegasnya lagi.

Indonesia, menurut Jonan, merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan industri penerbangan terbesar. Kemenhub sendiri selaku regulator selalu berkomitmen untuk mendukung para maskapai untuk berkompetisi secara adil dan terbuka dalam pertumbuhan industri penerbangan Indonesia.

Selain Menhub, pembukaanKickoff Meeting Indonesia – US AWG juga dibuka oleh Duta Besar AS untuk Indonesia, Robert Blake. Kegiatan tersebut diharapkan dapat mempererat kerjasama yang sudah terjalin baik antara Pemerintah kedua negara maupun para pelaku bisnis penerbangan, sehingga dapat mendorong peningkatan pelayanan penerbangan di Indonesia serta mengembangkan forum kerjasama kedua negara dalam industri penerbangan sipil.

Forum tersebut dihadiri oleh para pelaku industri dari kedua negara, dimana pihak Amerika Serikat menghadirkan sekitar 15 pelaku industri penerbangan, sedangkan Indonesia mengundang para penyedia jasa dan badan usaha bidang penerbangan, seperti Angkasa Pura I, Angkasa pura II, Garuda Indonesia, Airnav Indonesia, Angkasa Pura Support, Lion Group, GMF Aeroasia dan PT. Dirgantara Indonesia.

Sebelumnya, telah dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama berupa Memorandum of Understanding(MoU) on The Establishment of US-Indonesia Aviation Working Group pada 20 April 2015 lalu di Jakarta, oleh Kemenhub sebagai wakil Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Amerika serikat, diwakili oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia.

MoU tersebut bertujuan untuk membentuk suatu wadah komunikasi dan kerjasama antar kalangan industri maupun institusi penerbangan kedua negara yang meliputi area Air Navigation Modernization; Airport Infrastructure; Aviation Safety and Security; Development and Growth of Aviation Support Services; Airspace and Airport Capacity Analysis, Development and Planning; General Aviation Acces and Integration, Cargo Security. (DIS)