(Jakarta, 27/9/2013) Wakil Menterian Perhubungan Bambang Susantono mengatakan Kementerian Perhubungan saat ini sudah menyiapkan tiga langkah untuk mengatasi permasalahan kepadatan penerbangan di Indonesia. Optimalisasi bandara dan pembenahan manajemen menjadi kunci keberhasilan langkah ini. Hal ini diungkapkan Bambang pada saat menghadiri acara penyambutan kedatangan pesawat Garuda Indonesia A330 yang ketujuh belas di Hangar 2 Garuda Maintance Fasilities (GMF), Jumat (27/9)
Langkah pertama yang harus dilakukan menurut Bambang adalah melakukan efisiensi dalam navigasi udara. Ia mengatakan kepadatan yang terjadi di jalur udara akan berdampak juga kepada kepadatan yang terjadi di darat (kepadatan di bandara -red). “Apa yang terjadi di udara dan di darat itu bagai dua sisi mata uang, kalau udaranya padat, daratnya juga padat, di darat manajemennya tidak bagus, di udara nanti pasti ada dampaknya. Jadi kita sedang melihat dan mengkaji semua jalur udara kita, kita lihat kembali dan kita tata kembali sehingga lebih efisien,” terangnya.
Langkah kedua yang diambil adalah optimalisasi dari kapasitas bandara yang ada. Optimalisasi bandara ini dicapai dengan meningkatkan fasilitas bandara dan membenahi sisi manajemen bandara ke arah yang lebih baik. “Semua bandara besar akan kita kembangkan dan kita optimalisasikan,” tuturnya.
Untuk langkah yang terakhir adalah melakukan optimalisasi dan integrasi manajemen anatara bandara keberangkatan dan bandara kedatangan. “Bandara ini sebenarnya berpasangan, apa yang terjadi di bandara keberangkatan akan berdampak kepada bandara kedatangan. Jadi kita perlu melakukan optimalisasi dan manajemen secara terintegrasi di antara kedua bandara yang berpasangan ini sehingga efisiensi pergerakan akan dapat kita maksimalkan," jelasnya. (HH)